Blog ini berisi Bahan Ajar / Cerita Sekolah Minggu dalam Bahasa Indonesia, silakan dipakai / dikutip secara bebas dan gratis karena Firman Tuhan bebas untuk diberitakan dan diketahui oleh semua orang

This blog contains materials for Sunday School Sermon. The sermon materials are written in Indonesian, but I hope the activities and images contained can be used by anyone with any language, please feel free to use it

Friday, February 24, 2017

Jangan mengikuti hawa nafsu (Kejadian 25:29-34)

Bahan Ajar PAR 26 Februari 2017
Tema : “Jangan mengikuti hawa nafsu” (Kejadian 25:29-34)
Tujuan :
- Anak-anak tahu hawa nafsu menggiring kepada perbuatan yang salah
- Anak-anak dapat mengendalikan diri


Pokok Renungan

Hak kesulungan (yaitu, hak yang dimiliki oleh anak sulung) terdiri atas:
• kepemimpinan dalam ibadah dan keluarga;
• bagian ganda dalam harta warisan (bnd. Ul 21:17); dan
• hak memperoleh berkat perjanjian yang dijanjikan Allah kepada Abraham.
Hal itu tentunya dipahami oleh Esau dan Yakub. Sayang sekali Esau memandang hak itu biasa saja, bisa berarti juga ia memandang rendah berkat-berkat Allah dan janji-janji dari Allah. Ia gampang sekali mengikuti hawa nafsunya memilih kesenangan sesaat sebagai pengganti berkat-berkat jangka panjang. Jadi, ia "memandang ringan hak kesulungan" (ayat 34; bd. Ibr 12:16). Yakub, sebaliknya sangat menghargai hak itu, ia menginginkan berkat-berkat rohani masa depan dan ia begitu memperhatikan perjanjian Allah.
Hal yang dapat dipelajari dari cerita ini terutama dari apa yang dilakukan Esau diantaranya:
- Nafsu makannya sangat besar (ayat 29-30). Esau begitu bernafsu dan untuk itu apapun dilakukan untuk memuaskan nafsunya itu. Godaan terbesar bukan berasal dari makanan yang dibuat Yakub tetapi dari keinginan Esau untuk memakannya.
- Alasan yang dibuat (atau dibuat-buatnya) untuk meyakinkan bukan saja orang lain (Yakub) tetapi juga dirinya sendiri untuk meminta makanan dari Yakub. Esau berkata, “Sebentar lagi aku akan mati” (ayat 32). Apakah memang begitu, apakah tidak ada hal lain yang bisa membantu mempertahankan hidupnya selain masakan ini? Nampak bahwa keinginannya mendorong dirinya untuk membesar-besarkan rasa laparnya seolah-olah ia akan mati kalau tidak segera makan. 
- Bagaimanapun seharusnya Esau dan Yakub paham bahwa hak kesulungan yang adalah bagiannya Esau sesungguhnya bukan hanya soal warisan harta benda yang lebih banyak tetapi sesuatu yang bersifat rohani, warisan perjanjian Allah. Sikap Yakub yang meremehkan hak itu merupakan sebuah kecemaran, adalah suatu kebodohan yang menjijikkan apabila kita melepaskan bagian kita di dalam Allah, Kristus, dan sorga, demi kekayaan, kehormatan, dan kesenangan dunia ini. Itu merupakan suatu tawaran yang buruk seperti orang yang menjual hak kesulungannya demi semangkuk sup.
- Setelah dengan mudahnya melepaskan hak kesulungannya, tidak sedikitpun terpikir oleh Esau untuk kembali memohon kepada Yakub untuk membatalkan sumpahnya, sebaliknya ia pergi begitu saja (ayat 34). Tidak terpikir baginya sebuah rasa menyesal dan bertobat atas kesalahan yang dilakukannya. Seharusnya ia masih punya kesempatan untuk memperbaikinya, misalnya dengan melaporkan kepada ayahnya (yang sangat mengasihinya) agar masalah itu diselesaikan, namun ia tidak melakukannya. Sumpahnya dan tidak adanya upaya untuk memperbaiki kesalahannya membuat dia benar-benar kehilangan hak kesulungannya. Banyak kali terjadi, orang menjadi hancur bukan karena berbuat salah, melainkan terlebih karena mereka tidak mau bertobat darinya. Mereka melakukan kesalahan dan bersikukuh dengan kesalahan itu..
Hal yang dapat diajarkan kepada anak-anak adalah bagaimana anak-anak mengenali keinginan-keinginan diri mereka sendiri dan mulai belajar mengendalikan keinginan yang menjurumuskan kedalam kesalahan.
Makan bukanlah sebuah kesalahan, tetapi keinginan makan yang begitu besar sehingga mempertaruhkan hak kesulungannya adalah sebuah kesalahan besar yang dilakukan Esau. Demikian juga bermain bukan sesuatu yang salah bagi anak-anak tetapi ketika mereka mengabaikan hal-hal lain karena keinginan bermain yang sangat besar tentunya salah.


Cerita



Alat Peraga

Gambar Peraga

Aktivitas

Mewarnai, teka-teki

Ayat Hafalan

1 Petrus 1:14
Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,

No comments:

Post a Comment