Pages

Saturday, October 21, 2017

Kemuliaan Bagi Tuhan (Daniel 2:1-49)

Bahan Ajar Sekolah Minggu 22 Oktober 2017
Tema : “Kemuliaan Bagi Tuhan” (Daniel 2:1-49)
Tujuan :
- Anak-anak tahu Tuhan memakai orang-orang percaya untuk menunjukkan kebesaranNya
- Anak-anak belajar untuk menyaksikan kebesaran Tuhan dalam kehidupannya sehingga nama Tuhan dipermuliakan

Pokok Renungan

Daniel dan ketiga temannya telah menjadi bagian dari orang-orang yang bekerja di istana raja Babel. Sebagai orang-orang yang cakap/pandai mereka diminta pendapat dan masukan tentang hal-hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertia (bd. Dan 1:20). Namun tentunya bukan hanya mereka, masih banyak orang lain yang diangkat menjadi pegawai di istana yang diminta pendapat dan masukan jika diperlukan, sehingga mereka mungkin saja jarang diminta pendapat, apalagi mereka masih muda dan baru di istana dan bukan tidak mungkin ada banyak orang yang lebih tua dan sudah lama disitu.
Keadaan ini menyebabkan mereka tidak terhitung dalam daftar orang yang dipanggil untuk menafsirkan mimpi raja Nebukadnezar (ayat 2) dan bisa jadi yang dipanggil saat itu adalah orang-orang yang dianggap paling berpengalaman atau paling berilmu di antara sekian banyak yang ada di istana.
Disini kita dapat melihat bagaimana kuasa Tuhan mengatur segala rencananya bahkan dengan melibatkan orang kafir. Dengan kejadian ini Tuhan merancangkan untuk memunculkan orang percaya menjadi terang bagi orang-orang tidak percaya disekitarnya. Daniel diangkat Tuhan untuk menunjukkan kepada orang-orang kafir siapa Tuhan Allah Israel yang hidup itu.
Yang menjadi penting dan menarik dalam kisah ini adalah bagaimana respon daniel terhadap kedaan ini. Yang pertama ialah, Daniel cepat tersadar ketika Tuhan menegur lewat titah raja untuk membunuh orang-orang pandai. Dalam posisi sebagai orang bijak yang dipakai dalam istana, kehidupannya juga terancam karena perintah raja untuk membunuh semua orang pandai di seluruh negeri (ayat 12), termasuk dirinya. Keadaan ini membuat Daniel tersentak dan sadr bahwa Tuhan sedang bekerja karena itu Daniel segera meminta petunjuk dan pertolongan dari Tuhan.
Yang kedua adalah sikapnya menyadari dan mengakui pertolongan dan petunjuk dari Tuhan sebagai satu-satunya jawaban atas setiap persoalan. Dan dengan penuh ketegasan ia berani menunjukkan kebesaran Tuhan di antara orang-orang kafir yang mungkin saja membencinya karena ia mengagungkan Tuhan Allah Israel lebih dari segala dewa yang lain.
Hal yang dapat dipelajari dan diajarkan kepada anak-anak adalah bagaimana bersikap seperti Daniel.
Yang pertama: Seringkali teguran kecil dalam kehidupan kita harusnya bisa membuat kita segera sadar dan cepat-cepat berseru kepada Tuhan memohon petunjukNya dan pertolongan dariNya. Jika kita mengabaikannya semakin lama kita semakin tidak peka terhadap teguran dari Tuhan. Belajar dari Daniel, kita dapat melihat bahwa setiap teguran dari Tuhan haruslah menjadi panggilan untuk kita memahami lebih jauh rencana Tuhan dalam hidup kita. Tuhan dapat memakai kita untuk menjadi saksi kebesaran namaNya, yang perlu kita lakukan adalah kita harus peka terhadap panggilanNya.
Hal yang kedua: Keinginan kita untuk bersaksi tentang kebesaran Tuhan seringkali terbentur oleh rasa sungkan, enggan bahkan takut ketika kita berada diantara orang lain yang bukan seiman, bahkan seringkali kita juga merasa enggan untuk bersaksi walaupun diantara orang-orang seiman. Belajar dari Daniel, dalam berbagai kedaan, diantara orang-orang yang tidak percaya, ia berani menyaksikan kebesaran Tuhan. Ajarkan anak-akan untuk berani menyaksikan kebesaran Tuhan dalam kehidupannya. berbagai kebaikan dalam kehidupan anak-anak, walaupun kecil sebenarnya merupakan bukti kebesaran Tuhan dalam hidupnya yang patut disaksikan kepada orang lain.


Alat Peraga

Gambar Peraga

Ayat Hafalan:

Matius 5:16
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.

Saturday, October 14, 2017

Berbeda Dari yang Lain (Daniel 1:1-21)

Bahan Ajar Sekolah Minggu 15 Oktober 2017
Tema : “Berbeda Dari yang Lain” (Daniel 1:1-21)
Tujuan :
- Anak-anak tahu bahwa apa yang Tuhan kehendaki bisa saja berbeda dari apa yang dunia kehendaki
- Anak-anak berani bersikap sesuai kehendak Tuhan walaupun berbeda dari dunia ini 

Pokok Renungan

Kitab Daniel memuat tentang penyertaan Tuhan kepada umatNya/orang percaya yang berada diantara orang-orang yang tidak percaya. Kisah ini dimulai dengan sikap berani dan konsisten yang ditunjukkan oleh Daniel dan kawan-kawannya tampil berbeda dari apa yang ada disekitar mereka, karena mereka tahu bahwa tidak semua hal di sekitar mereka sesuai dengan firman Tuhan dan mendatangkan kebaikan.
Sikap Daniel dan kawan-kawan yang berani menentang apa yang diperintahakan ini tentunya sangat beresiko, termasuk dibunuh, namun bagi mereka resiko yang harus diterima tidak sebanding dengan resiko jika melanggar firman Tuhan. Mungkin saja daging yang diberikan kepada mereka berasal dari binatang yang najis yang dilarang oleh Tuhan (bdk. Im. 11:45-47) atau makanan dan minuman yang diberikan itu adalah makanan dan minuman yang sebelumnya dipersembahkan kepada para dewa bangsa Babel (bdk. Mz. 106:28; Yeh. 4:13) sehingga makanan itu adalah najis.
Dalam cerita ini tidak disebutkan bahwa ada orang Israel yang menyantap makanan yang diberikan, tapi dapat dipastikan dari orang-orang yang diambil (ayat 3) hanya ada 4 orang yang berani menolak makanan yang diberikan (ayat 6). Disini Daniel dan kawan-kawannya menunjukkan sikap yang tidak mau kompromi dengan hal yang salah, walaupun orang-orang sebangsanya -yang juga tahu tentang perintah Tuhan yang sama dengan mereka- memilih untuk berkompromi dengan keadaan sekitar mereka.
Mereka berani bersikap berbeda bukan saja dari orang asing tetapi juga dari teman-teman sebangsa mereka sendiri.
Kesetiaan mereka untuk patuh pada perintah Tuhan itu berani mereka pertanggungjawabkan bahkan siap diuji. Kalau secara logis saja dipikirkan, pada saat itu tentunya makanan bagi raja adalah makanan terbaik yang bukan saja enak tetapi memberikan kebaikan untuk tubuh yang memakannya, namun Daniel dan kawan-kawan berani untuk memakan makanan lain yang mungkin bukan makanan yang dianggap layak dimakan oleh raja. Hal itu berani dilakukan Daniel dan kawan-kawan karena mereka yakin bahwa peraturan yang Tuhan tetapkan bagi mereka adalah hal yang baik, walaupun pengetahuan manusia belum cukup untuk memahaminya, dan keyakinan itu membuat mereka percaya bahwa Tuhan sendiri akan menolong mereka sehingga mereka berhasil dan teruji.

Hal penting yang dapat dipelajari dari kisah Daniel dan kawan-kawan ini adalah keberanian mereka untuk berbeda dari dunia sekitar mereka, yang didasarkan pada ajaran firman Tuhan. Pengetahuan/pemahaman mereka akan firman Tuhan bukan saja membuat mereka berani menentukan sikap yang benar diantara pilihan hidup yang disediakan disekitar mereka namun juga memberikan mereka harapan bahwa Tuhan pasti menolong mereka untuk tetap setia pada perintah firmanNya.

Tuhan memberikan kebaikan pada Daniel, sehingga ia dikasihi oleh pemimpin pegawai istana (ayat 9), dengan demikian ia bisa bernegosiasi denganya untuk mendapat makanan yang tidak najis dan menawarkan untuk mengadakan percobaan terhadap diri Daniel dan teman-temannya.
Kepatuhan pada perintah firman Tuhan adalah kuncinya, itu adalah sesuatu yang mutlak, walaupun kadang hal itu tidak terselami atau tergapai oleh akal manusia, tetapi percaya saja bahwa Tuhan menolong sehingga orang-orang yang percaya mampu untuk tetap setia. Walaupun seringkali kita mendapati diri kita sendiri berbeda dari orang-orang di sekitar kita.
Ajarkan kepada anak-anak untuk setia/patuh pada perintah / aturan yang benar sebagaimana yang diajarkan firman Tuhan juga melalui orang tua, Tuhan sendiri yang akan memampukan setiap anak yang mau setia untuk dapat tetap berjalan dalam firmanNya.


Alat Peraga

Gambar Peraga

Aktivitas

Teka-teki silang

Perbuatan Baik dan Buruk

Ayat Hafalan:

Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.