Bahan Ajar Sekolah Minggu 10 Desember 2017 Tema : “Persiapkan Hatimu Menyambut Tuhan” (Markus 1:1-8) Tujuan : - Anak-anak tahu bahwa hanya hati yang bersih yang bisa menerima kedatangan Tuhan - Anak-anak mau mengasihi dan saling memaafkan sehingga hatinya bersih dari hal-hal yang buruk
Pokok Renungan
Injil Markus melewatkan kelahiran dan tahun-tahun awal kehidupan Kristus, dalam Injil ini langsung membahas rangkaian peristiwa yang mengawali pelayanan Tuhan Yesus. Pelayanan ini sendiri merupakan apa yang sudah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya dalam Perjanjian Lama, pelayanan Tuhan Yesus didahului oleh seorang yang diutus untuk mempersiapkan umat Tuhan menyongsong kedatangan-Nya. Apa yang dilakukan dan diucapkan oleh Yohanes Pembaptis merupakan apa yang sebelumnya sudah disampaikan oleh nabi-nabi dalam Perjanjian Lama baptisan dan khotbah yang dilakukan olehnya sejalan dengan ayat-ayat Alkitab. (bnd. Maleakhi 3:1, Keluaran 23:30). Pada ayat 3 merupakan kutipan yang nyaris lengkap dari Yesaya 40:3. Yohanes Pembaptis sendiri tampil layaknya para nabi zaman Perjanjian Lama yang menyampaikan pesan dari Tuhan sendiri kepada umatNya. Namun apa yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis bukan hanya penggenapan akan apa yang dinubuatkan, lebih dari itu merupakan sebuah kabar gembira tentang anugerah dari Tuhan yang sangat besar melebihi semua janji yang pernah Tuhan sampaikan kepada umatNya, karena Tuhan sendiri yang datang untuk menebus umatNya melalui Yesus Kristus. Karena itu, Yohanes Pembaptis menekankan pentingnya persiapan untuk menyambut kedatangan Tuhan itu. Dalam seruannya kepada para pendengarnya, Yohanes meminta agar setiap orang mempersiapkan jalan untuk kedatangan Tuhan. Yang dimaksudkannya tentu bukan jalan secara fisik, yang biasa dilewati oleh orang-orang melainkan jalan yang dimaksud adalah hati setiap orang. Hati yang lurus dan bersih yang terbukan menerima Tuhan. Apa yang ditekankan oleh Yohanes Pembaptis ini merupakan apa yang harus dilakukan oleh setiap orang yang mau menyambut dan menerima Tuhan dalam hidupnya, termasuk kita dan anak-anak. Tuhan akan ada dan tinggal didalam hati yang bersih yang lurus dan mau menyambutnya, sebaliknya, ketika hati dipenuhi oleh hal-hal yang buruk, dengan sendirinya hati itu menolak Tuhan. Karena hati itu akan menolak setiap hal dan pikiran baik. Menjadi perenungan dan pelajaran penting bagi para pengajar dan anak-anak dari apa yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis ini. Masing-masing kita, juga anak-anak dapat melihat dirinya sendiri dan mengetahui, apakah saya siap menerima kedatangan Tuhan atau sebaliknya saya menolak kedatangan Tuhan. Hati yang menerima kedatangan Tuhan adalah hati yang bersih dari kemarahan, kebencian, iri dan dengki dan hal-hal buruk lainnya. Sebaliknya hati yang siap menerima Tuhan adalah hati yang mengasihi dan mau memaafkan kesalahan orang lain.
Alat Peraga
Gambar Yohanes Pembaptis
Aktivitas
Mewarnai
Ayat Hafalan:
Markus 1:3 ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya,"
Bahan Ajar Sekolah Minggu 22 Oktober 2017 Tema : “Kemuliaan Bagi Tuhan” (Daniel 2:1-49) Tujuan : - Anak-anak tahu Tuhan memakai orang-orang percaya untuk menunjukkan kebesaranNya - Anak-anak belajar untuk menyaksikan kebesaran Tuhan dalam kehidupannya sehingga nama Tuhan dipermuliakan
Pokok Renungan
Daniel dan ketiga temannya telah menjadi bagian dari orang-orang yang bekerja di istana raja Babel. Sebagai orang-orang yang cakap/pandai mereka diminta pendapat dan masukan tentang hal-hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertia (bd. Dan 1:20). Namun tentunya bukan hanya mereka, masih banyak orang lain yang diangkat menjadi pegawai di istana yang diminta pendapat dan masukan jika diperlukan, sehingga mereka mungkin saja jarang diminta pendapat, apalagi mereka masih muda dan baru di istana dan bukan tidak mungkin ada banyak orang yang lebih tua dan sudah lama disitu. Keadaan ini menyebabkan mereka tidak terhitung dalam daftar orang yang dipanggil untuk menafsirkan mimpi raja Nebukadnezar (ayat 2) dan bisa jadi yang dipanggil saat itu adalah orang-orang yang dianggap paling berpengalaman atau paling berilmu di antara sekian banyak yang ada di istana. Disini kita dapat melihat bagaimana kuasa Tuhan mengatur segala rencananya bahkan dengan melibatkan orang kafir. Dengan kejadian ini Tuhan merancangkan untuk memunculkan orang percaya menjadi terang bagi orang-orang tidak percaya disekitarnya. Daniel diangkat Tuhan untuk menunjukkan kepada orang-orang kafir siapa Tuhan Allah Israel yang hidup itu. Yang menjadi penting dan menarik dalam kisah ini adalah bagaimana respon daniel terhadap kedaan ini. Yang pertama ialah, Daniel cepat tersadar ketika Tuhan menegur lewat titah raja untuk membunuh orang-orang pandai. Dalam posisi sebagai orang bijak yang dipakai dalam istana, kehidupannya juga terancam karena perintah raja untuk membunuh semua orang pandai di seluruh negeri (ayat 12), termasuk dirinya. Keadaan ini membuat Daniel tersentak dan sadr bahwa Tuhan sedang bekerja karena itu Daniel segera meminta petunjuk dan pertolongan dari Tuhan. Yang kedua adalah sikapnya menyadari dan mengakui pertolongan dan petunjuk dari Tuhan sebagai satu-satunya jawaban atas setiap persoalan. Dan dengan penuh ketegasan ia berani menunjukkan kebesaran Tuhan di antara orang-orang kafir yang mungkin saja membencinya karena ia mengagungkan Tuhan Allah Israel lebih dari segala dewa yang lain. Hal yang dapat dipelajari dan diajarkan kepada anak-anak adalah bagaimana bersikap seperti Daniel. Yang pertama: Seringkali teguran kecil dalam kehidupan kita harusnya bisa membuat kita segera sadar dan cepat-cepat berseru kepada Tuhan memohon petunjukNya dan pertolongan dariNya. Jika kita mengabaikannya semakin lama kita semakin tidak peka terhadap teguran dari Tuhan. Belajar dari Daniel, kita dapat melihat bahwa setiap teguran dari Tuhan haruslah menjadi panggilan untuk kita memahami lebih jauh rencana Tuhan dalam hidup kita. Tuhan dapat memakai kita untuk menjadi saksi kebesaran namaNya, yang perlu kita lakukan adalah kita harus peka terhadap panggilanNya. Hal yang kedua: Keinginan kita untuk bersaksi tentang kebesaran Tuhan seringkali terbentur oleh rasa sungkan, enggan bahkan takut ketika kita berada diantara orang lain yang bukan seiman, bahkan seringkali kita juga merasa enggan untuk bersaksi walaupun diantara orang-orang seiman. Belajar dari Daniel, dalam berbagai kedaan, diantara orang-orang yang tidak percaya, ia berani menyaksikan kebesaran Tuhan. Ajarkan anak-akan untuk berani menyaksikan kebesaran Tuhan dalam kehidupannya. berbagai kebaikan dalam kehidupan anak-anak, walaupun kecil sebenarnya merupakan bukti kebesaran Tuhan dalam hidupnya yang patut disaksikan kepada orang lain.
Alat Peraga
Gambar Peraga
Ayat Hafalan:
Matius 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Bahan Ajar Sekolah Minggu 15 Oktober 2017 Tema : “Berbeda Dari yang Lain” (Daniel 1:1-21) Tujuan : - Anak-anak tahu bahwa apa yang Tuhan kehendaki bisa saja berbeda dari apa yang dunia kehendaki - Anak-anak berani bersikap sesuai kehendak Tuhan walaupun berbeda dari dunia ini
Pokok Renungan
Kitab Daniel memuat tentang penyertaan Tuhan kepada umatNya/orang percaya yang berada diantara orang-orang yang tidak percaya. Kisah ini dimulai dengan sikap berani dan konsisten yang ditunjukkan oleh Daniel dan kawan-kawannya tampil berbeda dari apa yang ada disekitar mereka, karena mereka tahu bahwa tidak semua hal di sekitar mereka sesuai dengan firman Tuhan dan mendatangkan kebaikan. Sikap Daniel dan kawan-kawan yang berani menentang apa yang diperintahakan ini tentunya sangat beresiko, termasuk dibunuh, namun bagi mereka resiko yang harus diterima tidak sebanding dengan resiko jika melanggar firman Tuhan. Mungkin saja daging yang diberikan kepada mereka berasal dari binatang yang najis yang dilarang oleh Tuhan (bdk. Im. 11:45-47) atau makanan dan minuman yang diberikan itu adalah makanan dan minuman yang sebelumnya dipersembahkan kepada para dewa bangsa Babel (bdk. Mz. 106:28; Yeh. 4:13) sehingga makanan itu adalah najis. Dalam cerita ini tidak disebutkan bahwa ada orang Israel yang menyantap makanan yang diberikan, tapi dapat dipastikan dari orang-orang yang diambil (ayat 3) hanya ada 4 orang yang berani menolak makanan yang diberikan (ayat 6). Disini Daniel dan kawan-kawannya menunjukkan sikap yang tidak mau kompromi dengan hal yang salah, walaupun orang-orang sebangsanya -yang juga tahu tentang perintah Tuhan yang sama dengan mereka- memilih untuk berkompromi dengan keadaan sekitar mereka. Mereka berani bersikap berbeda bukan saja dari orang asing tetapi juga dari teman-teman sebangsa mereka sendiri. Kesetiaan mereka untuk patuh pada perintah Tuhan itu berani mereka pertanggungjawabkan bahkan siap diuji. Kalau secara logis saja dipikirkan, pada saat itu tentunya makanan bagi raja adalah makanan terbaik yang bukan saja enak tetapi memberikan kebaikan untuk tubuh yang memakannya, namun Daniel dan kawan-kawan berani untuk memakan makanan lain yang mungkin bukan makanan yang dianggap layak dimakan oleh raja. Hal itu berani dilakukan Daniel dan kawan-kawan karena mereka yakin bahwa peraturan yang Tuhan tetapkan bagi mereka adalah hal yang baik, walaupun pengetahuan manusia belum cukup untuk memahaminya, dan keyakinan itu membuat mereka percaya bahwa Tuhan sendiri akan menolong mereka sehingga mereka berhasil dan teruji. Hal penting yang dapat dipelajari dari kisah Daniel dan kawan-kawan ini adalah keberanian mereka untuk berbeda dari dunia sekitar mereka, yang didasarkan pada ajaran firman Tuhan. Pengetahuan/pemahaman mereka akan firman Tuhan bukan saja membuat mereka berani menentukan sikap yang benar diantara pilihan hidup yang disediakan disekitar mereka namun juga memberikan mereka harapan bahwa Tuhan pasti menolong mereka untuk tetap setia pada perintah firmanNya. Tuhan memberikan kebaikan pada Daniel, sehingga ia dikasihi oleh pemimpin pegawai istana (ayat 9), dengan demikian ia bisa bernegosiasi denganya untuk mendapat makanan yang tidak najis dan menawarkan untuk mengadakan percobaan terhadap diri Daniel dan teman-temannya. Kepatuhan pada perintah firman Tuhan adalah kuncinya, itu adalah sesuatu yang mutlak, walaupun kadang hal itu tidak terselami atau tergapai oleh akal manusia, tetapi percaya saja bahwa Tuhan menolong sehingga orang-orang yang percaya mampu untuk tetap setia. Walaupun seringkali kita mendapati diri kita sendiri berbeda dari orang-orang di sekitar kita. Ajarkan kepada anak-anak untuk setia/patuh pada perintah / aturan yang benar sebagaimana yang diajarkan firman Tuhan juga melalui orang tua, Tuhan sendiri yang akan memampukan setiap anak yang mau setia untuk dapat tetap berjalan dalam firmanNya.
Alat Peraga
Gambar Peraga
Aktivitas
Teka-teki silang Perbuatan Baik dan Buruk
Ayat Hafalan:
Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Bahan Ajar Sekolah Minggu 24 September 2017 Tema : “Pertolongan Bagi Yang Berharap Kepada Tuhan” (2 Raja-raja 19:1-19) Tujuan : - Anak-anak tahu bahwa Tuhan mendengar seruan orang-orang yang berharap kepadaNya - Anak-anak belajar untuk berserah pada Tuhan dalam segala kelemahan mereka - Anak-anak mau mengandalkan kekuatan Tuhan saja dalam menghadapi ketakutan mereka
Pokok Renungan
Kerajaan Asyur, pada masa yang diceritakan dalam bacaan ini, adalah kerajaan yang sangat besar dan kuat. Kerajaan ini berhasil menaklukan banyak kerajaan lain disekitarnya dan memperluas daerah kekuasaan serta pengaruhnya. Dalam memperluas kerajaannya, mereka kerap penyiksaan para tawanan, dan melakukan pembuangan besar-besaran penduduk suatu negeri dan menggantikan dengan bangsa yang lain, termasuk terhadap Israel yang mereka taklukan (bnd. 2Raj, 15:29). Sangat kuatnya membuat bangsa ini menjadi bangsa yang sombong dan menganggap rendah musuh-musuhnya yang kecil. Demikian pula terhadap Yehuda yang saat itu termasuk kerajaan yang kecil. Raja Asyur mungkin merasa rugi kalau harus mengerah pasukan yang besar untuk berperang melawan Yehuda, dan mungkin juga mereka mengetahui bahwa Yehuda tidak punya kekuatan yang cukup untuk melawan sehingga melalui juru minum agung, raja Asyur menyampaikan ancaman kepada raja Hizkia (2Raj 18:17-37). Bahkan karena merasa begitu kuatnya, mereka menghujat allah-allah bangsa lain termasuk Tuhan Allah Israel (2Raj 18: 35) Hizkia sendiri tentunya sadar akan kekuatan pasukan yang dimilikinya yang tidak sepadan dengan kekuatan pasukan Asyur. Namun Hizkia punya keyakinan yang kuat bahwa Tuhan yang dipercaya olehnya mempunyai kekuatan yang lebih besar dari kekuatan apapun di bumi ini (bnd. 2Raj 18:5), termasuk kekuatan pasukan Asyur. Ia kemudian menyatakan apa yang dirasakannya kepada Tuhan, dengan mengenakan kain kabung, ia menyatakan sebuah pertobatan dan permohonan ampun atas segala kesalahan, ia juga mendorong sang nabi Tuhan, Yesaya, untuk mendoakan masalah dan keadaan mereka (ayat 2-4). Hizkia juga menyatakan harapan bahwa Tuhan akan membalaskan hinaan/hujatan yang dinyatakan oleh raja Asyur kepada Tuhan Allah Israel, yang tentunya membuat Hizkia sangat marah juga (ayat 4). Hizkia segera mendapat jawaban dari Tuhan melalui nabiNya dan Hizkia percaya hal itu benar adanya dan pasti terjadi. Apa yang disampaikan itu segera terjadi, dan hal itu segera menimbulkan reaksi dari pihak Asyur, mereka semakin menghina Tuhan Allah Israel dan menganggap Allah Israel sebagai pembohong, mereka menghujat Allah Israel, kesombongan mereka membuat mereka tidak menyadari bahwa tangan Allah Israel mulai bekerja atas mereka (ayat 10-13). Sekali lagi Hizkia menunjukkan sikap yang tepat dengan menyerahkan segala kegelisahan, kemarahan dan kelemahannya kepada Tuhan. Ketika Hizkia menerima surat dan membacanya, ia membentangkan surat itu di hadapan Tuhan. Dia menyerahkan surat itu ke tangan Tuhan sehingga dengan demikian, ia membiarkan Tuhan sendiri yang bertindak atas hujatan terhadap Tuhan itu. Bagian penting yang dapat kita pelajari bersama dari kisah ini adalah bagaimana sikap yang tepat ketika kesulitan melanda kehidupan kita dan keadaan tidak dapat kita kendalikan, kita harus bertindak seperti Hizkia, datang menghampiri Allah di dalam doa yang sungguh-sungguh dan penuh kepercayaan. Allah telah berjanji untuk membebaskan umat-Nya dari tangan musuh-musuh mereka dan tidak membiarkan terjadinya sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya (Mat 6:25-34); dengan berpegang erat-erat kepada Allah dalam iman dan kepercayaan, kita akan memiliki damai sejahtera-Nya yang memelihara hati dan pikiran kita (Fil. 4:6-7). Ajarkan anak-anak bahwa dalam keterbatasan dan kelemahan, kita punya Tuhan yang sangat berkuasa yang mampu melakukan segala hal, melampaui semua ketakutakn dan kelemahan kita, hanya satu hal yang perlu kita lakukan adalah berdoa dan menyatakan segala kekuatiran dan kelemahan kita kepada Tuhan.
Ayat Hafalan:
Filipi 4: 6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Bahan Ajar Sekolah Minggu 06 Agustus 2017 Tema : “Setia belajar Firman Tuhan” (2 Raja-raja 2:1-18) Tujuan : - Anak-anak tahu bahwa Tuhan memperhatikan kesetiaan yang Elisa tunjukkan dalam mengikuti dan belajar pada nabi Elia - Anak-anak mau setia belajar firman Tuhan dan melakukan dalam kehidupannya
Pokok Renungan
Elisa yang dipilih oleh Tuhan untuk melayani nabi Elia, menunjukkan kesetiaannya yang sangat besar kepada sang abdi Allah. Memang kalau kita membaca bagian alkitab yang memuat kisah setelah terpanggilnya Elisa untuk melayani Elia (1 Raj. 19:19-21) tidak disebutkan lagi nama Elisa dalam peristiwa-peristiwa yang dialami oleh Elia, namun dapat dipastikan Elisa ada bersama Elia saat semua kejadian itu berlangsung dan dari semua itu Elisa belajar untuk memahami tentang kuasa Tuhan juga mempersiapkan diri untuk menggantikan Elia sebagai nabi. Cerita yang memuat nama Elisa kembali muncul pada saat Elia akan kembali kepada Tuhan dengan diangkat naik ke surga. Saat itu, Elia dan Elisa sedang berjalan menuju ke tempat dimana Tuhan akan mengangkat Elia ke surga. Apa yang akan terjadi, yaitu perpisahan antara mereka pasti sudah diketahui dan dapat kita bayangkan pasti hal itu membuat perasaan sedih dan tidak nyaman bagi keduanya, nampaknya Elia sendiri tidak ingin membuat Elisa sedih karena mereka harus berpisah sehingga menyuruh Elisa untuk meninggalkan Elia berjalan sendiri menuju tempat tujuannya. Namun Elisa tidak ingin meninggalkan tuannya walaupun ia tahu bahwa tidak mungkin menghindari perpisahan itu. Ia menunjukkan kesetiaan yang besar kepada tuannya. Bahkan ketika beberapa rombongan nabi yang mereka temui di jalan mencoba bertanya dan mungkin mempengaruhinya untuk berhenti mengikuti tuannya karena ia akan pergi namun Elisa tidak terpengaruh oleh semua itu dan ia tetap saja mengikuti tuannya. Kesetiaan Elisa itu diperhitungkan oleh Tuhan, melalui Elia, Tuhan menurunkan roh kepadanya sehingga Elisa memiliki kuasa sebagai seorang nabi. Hal itu juga dimungkinkan karena Elisa sendiri menyatakan kesiapan dirinya dengan menyatakan permintaannya kepada Elia. Elisa tahu apa yang harus diminta ketika Elia bertanya kepadanya saat akan meninggalkan dia naik ke surga.Dari pengalaman Elisa mengikuti Elia, ia belajar bahwa roh yang berasal dari Allah itu adalah hal yang penting dan berarti yang pantas ia minta sehingga ia dapat juga melanjutkan pelayanan yang sudah dilakukan oleh Elia. Dari kisah yang singkat ini, ada hal yang penting yang dapat dipelajari oleh para pengajar dan juga diajarkan kepada anak-anak adalah bagaimana kesetiaan dalam mengikut Tuhan dan belajar untuk memahami kehendak Tuhan adalah hal yang penting, agar apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita dapat terwujud dengan baik. Juga tentunya kesadaran bahwa tuntunan roh adalah sangat penting karena tanpa itu tidak mungkin kita dapat memahami dan melakukan kehendak Tuhan. Ajarkan kepada anak-anak untuk setia mempelajari firman Tuhan. Jangan biarkan diri tergoda dengan berbagai pikiran bahwa firman itu tidak penting dibandingkan hal lain yang populer. Dunia saat ini cenderung mengarahkan kehidupan anak-anak mengutamakan pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan sebaliknya mengesampingkan pemahaman firman Tuhan. Hal itu juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pengajar. Sebagai dasar dari segala upaya memahami firman TUhan, ajarkan anak-anak bahwa hal terpenting adalah selalu meminta tuntunan Roh Kudus dalam doa dan permohonan kepada Tuhan. Agar mereka dimampukan untuk setia dan mau belajar memahami serta melakukan firman Tuhan dalam kehidupan setiap hari. Bagian bacaan hari ini diakhiri dengan cerita bagaimana orang-orang melihat dan percaya bahwa kuasa yang berasal dari Tuhan memang telah turun atas diri Elisa sehingga ia mampu melakukan apa yang dilakukan oleh Elia. Demikian juga anak-anak yang melakukan segala hal yang berkenan kepada Tuhan dalam kehidupannya sehari-hari akan dilihat oleh orang lain dan karena perbuatan-perbiatan baik itu orang yang melihatnya akan tau juga bahwa kuasa Tuhan juga bekerja dalam diri anak-anak yang telah melakukan apa yang berkenan kepada Tuhan.
Alat Peraga
Gambar Peraga
Aktivitas
Maze Perbedaan Gambar Teka-teki Silang
Ayat Hafalan
Efesus 3:20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
Bahan Ajar PAR 18 Juni 2017 Tema : “Tanggung Jawab Dari Tuhan” (1 Raja-raja 6:1-38) Tujuan : - Anak-anak tahu bahwa berkat dan anugerah dari Tuhan disertai juga tanggung jawab dari manusia yang menerimanya - Anak-anak belajar bertanggung jawab atas apa yang Tuhan berikan bagi hidupnya - Anak-anak bertanggungjawab atas setiap pilihan yang dibuat olehnya
Pokok Renungan
Cerita yang kita baca hari ini dimulai dengan menyebutkan waktu yang tepat dimulainya pembangunan Bait Allah di Yerusalem. Dari catatan ini juga kemudian dapat diperkirakan waktu keluarnya bangsa Israel dari Mesir. Salomo mulai membangun Bait Suci sekitar tahun 966 SM -waktu ini ditetapkan dengan menggabungkan data alkitab dengan catatan kronologis Asyur- dari situ didapatkan peristiwa keluaran terjadi 480 tahun sebelum tahun tersebut, sehingga peristiwa keluaran terjadi sekitar tahun 1446 SM (bd. Kis 13:19-20). Selain waktu yang cukup tepat, secara detail juga digambarkan ukuran-ukuran serta letak ruang dalam bangunan Bait Suci sehingga kita saat ini dapat membayangkan atau menggambarkannya kembali dengan mudah seperti apa bentuk Bait Suci itu. Bait Suci sendiri merupakan tempat untuk menyimpan tabut perjanjian (Kel 25:16), sehingga memang merupakan tempat yang khusus, tidak ada tempat lain yang sama dan tidak pernah ada tempat seperti itu sebelumnya. Bait itu merupakan tanda dan janji yang diwujudkan dari hubungan perjanjian antara Allah dengan umat-Nya (Kel 29:45-46), dan dibangun atas izin dan petunjuk dari Allah sendiri (bnd. 1Raj 5:5; 8:16; 9:3). Satu hal menarik yang bisa direnungkan dari cerita ini adalah tentang diri Salomo. Ia adalah raja yang dizinkan Tuhan untuk mendirikan Bait Suci untuk tempat kediaman Allah. Ia mendapat hak yang sangat istimewa, setidaknya dibandingkan Saul dan juga bapaknya Daud. Melihat hal ini, bisa dianggap ia adalah seorang raja yang sangat penting di mata Tuhan, juga karena ia mempunyai sesuatu yang lebih dari Daud bapaknya. Namun demikian, walaupun ia tampak lebih dari Daud, ayat 12-13 mencatat sebuah peringatan dari Tuhan kepadanya agar ia harus tetap menaati perintah-perintah Tuhan Allah sebagaimana janji Tuhan kepada bapaknya Daud juga, supaya ia tetap berada dalam lindungan Tuhan Allah. janji dan pesan dari Tuhan yang sama seperti yang dapat dibaca dalam 1Raj 2:3-4 dan 1Raj 3:14. Tuhan berulang kali menegaskan perjanjian kepada Salomo dengan persyaratan tertentu, Tuhan memberikan keistimewaan yang bersyarat kepada Salom. Disini dapat kita pelajari betapa hak istimewa dan besar dari Tuhan juga akan disertai dengan tanggung jawab yang besar. Salomo begitu istimewa karena mendapat hak istimewa dari Tuhan, demikian juga ia menjadi istimewa bagi bangsa Israel karena lewat dirinya keadilan dari Tuhan dapat ditegakkan diantara umat Israel, tapi karena itu juga, pilihan hidupnya juga akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan bahkan kelangsungan hidup bangsa Israel. Kita dapat belajar, juga mengajarkan kepada anak-anak, tentang keistimewaan dan tanggung jawab yang diemban oleh Salomo ini. Karena setiap kita juga, dalam kapasitasnya masing-masing, diberikan hak dan keistimewaan yang disertai tanggung jawab. Ketika anak-anak mendapat hak untuk menentukan atau memilih sendiri sesuatu untuk dirinya, ia juga harus bertanggung jawab terhadap pilihannya itu, sekalipun untuk hal yang kecil saja. Misalnya ketika anak-anak diberi hak untuk menentukan berapa banyak makanan yang mau dimakannya, ia juga bertanggung jawab untuk menghabiskannya. Demikian juga hak-hak yang lain yang diberikan kepada anak-anak harus selalu disertai dengan tanggungjawab. Hal lain yang juga bisa diperhatikan dalam cerita ini, betapa mendetail ukuran dan bentuk Bait Suci itu, bisa jadi waktu itu, bangunan Bait Suci merupakan karya arsitektur terbaik yang bisa dibuat. Ini mengajarkan kepada kita tentang keseriusan dan ketulusan hati dari Salomo yang menerima tanggung jawab dari Tuhan untuk membangun Bait Allah, selayaknya juga kita dalam menjalankan pelayanan, lakukanlah itu dengan keseriusan dan ketulusan yang penuh dan bukan sebagai pengisi waktu diantara kesibukan kita yang lain, berikan waktu terbaikmu untuk Tuhan.
Alat Peraga
Gambar Peraga
Aktivitas
Mewarnai Rangkai Kata
Ayat Hafalan
Mat 25:23b ... engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.....
Bahan Ajar PAR 04 Juni 2017 Tema : “Roh Kudus” (Kisah Para Rasul 2:1-13) Tujuan : - Anak-anak tahu apa yang terjadi pada hari Pentakosta - Anak-anak tahu bahwa Tuhan menganugerahkan Roh Kudus untuk menyertai orang percaya - Anak-anak meminta penyertaan Roh Kudus dalam doa dan permohonannya
Pokok Renungan
Pentakosta mungkin bukan hari raya yang cukup populer bagi anak-anak karena berada pada hari Minggu sehingga anak-anak mungkin menganggapnya seperti hari minggu yang biasa saja, apalagi jika di sekolah minggu anak-anak tidak diingatkan tentang hari Pentakosta. Tapi tentunya makna penting Pentakosta bagi kehidupan orang Kristen haruslah mulai dikenal oleh anak-anak karena dalam peristiwa inilah secara jelas diceritakan bagaimana Tuhan menganugerahkan Roh Kudus bagi manusia untuk memampukan mereka menjadi saksi Kristus, selain itu hal ini juga merupakan penggenapan dari janji yang Tuhan Yesus sendiri sampaikan kepada murid-murid saat akan naik ke surga (Kis. 1:8). Memahami Pentakosta juga harus memahami tentang Roh Kudus, namun bukanlah hal mudah menggambarkan Roh Kudus bagi anak-anak, karena Roh Kudus tidak dapat digambarkan dalam sebuah wujud, walaupun dalam cerita digambarkan sebagai lidah api yang menyala-nyala tetapi tentunya Roh Kudus bukanlah api itu. Roh Kudus diartikan sebagai Roh Kebenaran yang berasal dari Allah sendiri yang diam didalam diri setiap orang percaya. Karena Roh Kudus, orang percaya dimampukan untuk melakukan kehendak Allah dalam kehidupannya dan menjadi saksi tentang kebenaran Allah dalam setiap tindakan maupun perkataannya (bnd. Yoh. 14:16-17; Kis. 1:8). Roh Kudus juga adalah penghibur yang setia (Yoh. 14:26) Roh Kudus memang tidak berwujud dan tidak kelihatan tetapi Roh Kudus memberikan kemampuan dalam diri setiap orang percaya untuk melakukan kehendak Bapa. Untuk dapat menjelaskan tentang hal itu kepada anak-anak, berikan contoh kepada anak-anak tentang cahaya sebagai penerang. Cahaya bukanlah sesuatu yang berwujud bahkan tidak kelihatan tetapi cahaya yang memampukan kita untuk melihat sesuatu, tanpa cahaya semuanya gelap dan tidak kelihatan. Demikian halnya peran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya, tanpa Roh Kudus tidak ada yang mampu melakukan kehendak Bapa dan menjadi saksi tentang Kristus. Cerita Pentakosta memberikan gambaran tentang apa yang dilakukan oleh murid-murid saat mereka dipenuhi dengan Roh Kudus, yaitu ketika mereka berbicara maka setiap orang yang mendengarkannya mampu memahami apa yang dikatakan mereka sesuai bahasa yang dimengerti oleh masing-masing orang yang mendengarkannya. Hal itu bukan soal bahasa yang diucapkan tetapi pekerjaan Roh Kudus dalam diri mereka membuat apapun yang mereka katakan dapat dipahami. Jika hanya kekuatan dan kemampuan murid-murid tentunya hanya orang-orang yang berbahasa sama dengan mereka saja yang bisa memahami ucapan mereka. Kekuatan dari Roh Kudus itu memampukan diri murid dan juga hal penting dari karya Roh Kudus adalah membuka hati dan mata semua orang yang mendengar dan melihat apa yang dilakukan oleh murid-murid. Karya Roh Kudus inilah yang harus dimengerti oleh kita dan juga anak-anak sebagai kekuatan dari Tuhan yang akan bekerja dalam diri kita untuk memampukan kita dan bekerja dalam diri orang lain untuk membuka hati setiap orang yang melihat dan mendengarkan kita. Mungkin apa yang kita lakukan adalah hal kecil dan tidak berarti dimata orang lain namun hal itu akan menjadi berarti bagi kemuliaan nama Tuhan jika Roh Kudus bekerja didalamnya, dan karena karya Roh Kudus juga apa yang kita lakukan akan menjadi berarti bagi orang lain. Ajarkan anak-anak untuk selalu memohon penyertaan Tuhan dalam Roh Kudus dalam setiap doa dan pujian untuk memampukan mereka melakukan setiap hal bagi kemuliaan nama Tuhan.
Alat Peraga
Gambar Peraga
Aktivitas
Mewarnai Cari Kata Lengkapi Cerita dan temukan kata rahasia
Ayat Hafalan
Kisah Rasul 2:4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.