Pages

Saturday, August 20, 2016

Beribadah Kepada Tuhan (Lukas 13:10-17)

Bahan Ajar PAR 21 Agustus 2016
Tema : “Beribadah Kepada Tuhan” (Lukas 13:10-17)
Tujuan :
- Anak-anak tahu bahwa ibadah itu penting bagi orang percaya
- Anak-anak mau beribadah dan juga melakukan hal yang baik

Pokok Renungan

Ada beberapa hal penting dan menarik dari bacaan Alkitab hari ini berkaitan dengan ibadah.
Tuhan Yesus sebagaimana orang Yahudi pada umumnya mengisi hari Sabat-Nya di rumah ibadat. Dalam kesempatan itu juga Tuhan Yesus mengajarkan firman Tuhan  kepada orang-orang yang hadir disitu. Ketika Ia berada di rumah ibadat itu juga Ia mengadakan suatu mujizat, yang timbul dari belas kasihan-Nya kepada orang yang sudah lama terikat oleh iblis. Tuhan Yesus sendiri berinisiatif untuk memanggil dan menyembuhkan perempuan yang sakit itu.
Karena apa yang dilakukan-Nya, Tuhan Yesus ditegur/dikecam oleh kepala rumah ibadat. Dan tentunya teguran yang disampaikan oleh kepala rumah ibadat itu justru membuka kedok kemunafikannya sendiri.
Kita dapat belajar bahwa dalam keberadaan-Nya, Tuhan Yesus tetap bersekutu pada hari Sabat sebagaimana orang-orang Yahudi lainnya. Demikian juga perempuan yang sakit itu, dalam ketidakmampuannya, ia masih menyediakan waktu untuk datang bersekutu / beribadah kepada Tuhan. Ini menunjukkan betapa hal beribadah kepada Tuhan itu merupakan hal yang sepantasnya menjadi kewajiban bagi setiap orang percaya. 
Dalam keadaannya yang sakit tentunya perempuan itu berharap bisa disembuhkan, namun kedatangannya ke rumah ibadat tentunya bukan untuk mencari kesembuhan semata, bahkan mungkin tidak terpikirkan olehnya untuk sembuh. Ini bisa dilihat bahwa perempuan itu tidak berusaha untuk mencari Tuhan Yesus untuk menyembuhkannya tetapi Tuhan Yesus yang berinisiatif untuk menyembuhkannya.  Dari pandangan Tuhan Yesus, perempuan ini membutuhkan kesembuhan walaupun ia sendiri tidak memintanya, Tuhan tahu kebutuhan setiap orang percaya walaupun tidak terucapkan. Dengan menawarkan kesembuhan kepada orang yang tidak memintanya, ini menunjukkan belas kasihan dan anugerah Kristus yang mau bertindak bahkan sebelum kita sendiri meminta dari Dia.
Hal menarik lainnya, ketika kesembuhan itu terjadi melalui jamahan Tuhan Yesus, ada pihak yang merasa terganggu, kepala rumah ibadat merasa gusar. Mungkin saja dipengaruhi perasaan tidak suka yang sudah ada dalam dirinya atau karena pemahamannya yang salah tentang hukum Taurat.
Dalam jawaban-Nya kepada kepala rumah ibadat itu, Tuhan Yesus memberikan kepadanya pemahaman yang benar tentang maksud hukum Taurat. Bahwa hukum Taurat justru menempatkan manusia sebagai ciptaan yang lebih mulia daripada binatang. Karena itu kasih kepada manusia haruslah ditempatkan pada tempat yang lebih daripada semua aturan yang berlaku di antara mereka. (bnd. Matius 22:37-40)
Dari bacaan ini dapat ditekankan kepada anak-anak tentang pentingnya beribadah sebagaimana Tuhan Yesus sendiri telah menunjukkannya dan juga sebagaimana dicontohkan oleh perempuan yang dalam sakitnya pun masih memberikan waktunya untuk beribadah kepada Tuhan tidak dengan motivasi untuk keuntungan dirinya (disembuhkan) .
Namun perlu juga diingatkan bahwa ibadah yang dijalankan itu haruslah disertai dengan sikap yang baik / kasih terhadap sesama, tidak seperti kepala rumah ibadat, yang tentunya rajin beribadah, tetapi mengabaikan kasih kepada sesama.


Cerita Kelas Kecil

Sebelum bercerita, kakak ingin adik-adik berdiri dan coba mengikuti gerakan kakak. (bungkukkan badan ke depan kemudian berjalan)
Apakah adik-adik merasa sulit melakukannya? Bagaimana kalau setiap hari adik-adik harus berjalan seperti itu, apakah adik-adik bisa? Kalaupun adik-adik bisa pasti akan sakit sekali punggung adik-adik.
Nah semua boleh duduk kembali untuk mendengarkan cerita.
Ada seorang ibu yang menderita sakit yang sudah lama sekali. Karena sakitnya itu, belakangnya menjadi bungkuk, seperti yang adik-adik lakukan tadi, sehingga setiap hari saat ia berjalan, duduk bahkan tidurpun ia tidak bisa meluruskan badannya.
Namun ibu ini ternyata tetap rajin untuk pergi beribadah, walaupun tentunya ia kesulitan berjalan dari rumahnya ke tempat ibadah. Apalagi seringkali ada anak-anak nakal yang menggangu dan mengolok-oloknya karena ia bungkuk.
Pada suatu hari, ketika ibu ini pergi ke rumah ibadat, ternyata Tuhan Yesus juga datang ke rumah ibadat itu.
Ketika Tuhan Yesus melihat ibu yang bungkuk itu, Ia menjadi kasihan sehingga, Tuhan Yesus memanggil ibu itu dan berkata kepadanya, "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." Kemudian Tuhan Yesus meletakkan tangannya diatas ibu itu dan punggung ibu itu menjadi lurus dan dapat berdiri tegak kembali dan berjalan dengan normal.
Begitu ia merasakan bahwa tubuhnya sudah sehat kembali, ibu itu langsung memuji dan memuliakan Tuhan. Wah, pasti senang sekali ibu itu, demikian juga orang-orang yang melihatnya.
Tetapi, ternyata ada juga orang yang tidak suka ibu itu disembuhkan, ia adalah kepala rumah ibadat itu. Ia berkata bahwa Tuhan Yesus seharusnya tidak menyembuhkan orang pada hari Sabat.
Namun Tuhan Yesus tahu, bahwa kepala rumah ibadat itu tidak senang dengan apa yang Tuhan Yesus lakukan karena ia iri dan benci kepada Tuhan Yesus. Karena itu Tuhan Yesus mengajarkan kepadanya bahwa selain beribadah kepada Tuhan orang juga harus tetap melakukan hal baik seperti yang Tuhan ajarkan.
Demikian juga Tuhan Yesus ajarkan kepada adik-adik agar selalu rajin beribadah kepada Tuhan. Ibu yang sakit dan susah berjalan itu saja masih mau pergi ke rumah ibadat, apalagi yang masih kuat dan sehat seperti adik-adik semua. Dan Tuhan Yesus juga mengajarkan bahwa selain beribadah kepada Tuhan, adik-adik juga harus selalu melakukan hal yang kepada seasama. Percuma kalau adik-adik rajin ke sekolah minggu tapi suka berbuat jahat kepada teman, seperti kepala rumah ibadat yang setiap minggu pasti rajin beribadah kepada Tuhan tetapi ia tidak mengasihi sesama, malah iri dan benci kepada sesama.
Tuhan Yesus menyayangi anak-anak yang rajin beribadah dan juga selalu berbuat baik.

Cerita Kelas Besar



Alat Peraga

Gambar Peraga

Aktivitas

Mewarnai

menyambung titik, cari perbedaan, cari kata, susun cerita bergambar


Ayat Hafalan

Ibrani 10:25
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Saturday, August 13, 2016

Siapa Aku (Markus 8 : 27-30)

Bahan Ajar PAR 14 Agustus 2016
Tema : “Siapa Aku” (Markus 8 : 27-30)
Tujuan :
- Anak-anak tahu bahwa Yesus adalah Tuhan
- Anak-anak mengenal Tuhan Yesus secara pribadi


Pokok Renungan

Dalam pengajaran atau perenungan tentang Tuhan Yesus dalam setiap ibadah maupun kepada anak-anak sekolah minggu, seringkali diceritakan tentang mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya, disamping pengajaran-Nya yang selalu menekankan kasih kepada sesama. Memang hal ini secara tidak langsung memberikan gambaran tentang siapa Tuhan Yesus itu, namun juga perlu sebuah kejelasan sikap/pandangan tentang siapa Yesus yang itu bagi setiap orang. Apa makna dari semua hal yang dilakukan-Nya.
Semua hal tentang apa yang dilakukan dan diajarkan oleh Tuhan Yesus sudah tercatan dalam berbagai kitab, terutama keempat injil. Yang menjadi pertanyaan buat setiap orang percaya yang membaca dan merenungkannya adalah apakah berbagai catatan ini hanya sekedar bahan bacaan? Pasti tidak, karena semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah (Yoh. 20:31).
Bacaan kitab hari ini tentang percakapan Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya akan membantu kita merenungkan mujizat yang Tuhan Yesus lakukan serta maksudnya bagi kita.
Mujizat yang dilakukan-Nya membuktikan bahwa Ia adalah Mesias yang benar, Anak Allah, dan Juruselamat dunia. Pekerjaan yang dilakukan-Nya memberikan kesaksian tentang Dia; dan murid-murid-Nya, yang menjadi saksi mata dari pekerjaan-pekerjaan itu, mengakui keyakinan mereka akan hal itu. Pengakuan harusnya menjadi perenungan hati setiap orang percaya.
Tuhan Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, apa pikiran orang tentang Dia (ayat 27). Walaupun mungkin pendapat orang itu tidak terlalu penting tapi kadang ada baiknya kita mengetahui pendapat orang lain tentang kita, bukan ingin mencari pujian bagi diri kita sendiri, tetapi supaya bisa tahu kesalahan/kekurangan diri sendiri. Kristus bertanya kepada mereka, bukan untuk memperoleh infomasi, tetapi supaya murid-murid memperhatikan pendapat orang mengenai Dia dan menceritakan hal ini satu sama lain.
Yang murid-murid katakan, yaitu yang mereka dengar dari orang-orang nampaknya memberikan penilaian yang tinggi kepada Tuhan Yesus, walaupun pendapat mereka itu belum mendekati kebenaran yang sesungguhnya, mereka telah menjadi yakin oleh karena mujizat-mujizat-Nya bahwa Ia adalah orang yang luar biasa, diutus dari dunia yang tidak kelihatan dengan tugas ilahi.
Bisa saja orang-orang akan mengakui Dia sebagai Mesias jika mereka tidak terpengaruh oleh pendapat ahli Taurat bahwa Mesias haruslah seorang raja duniawi, tampil dalam kebesaran dan kuasa, yang sama sekali berbeda dari diri Kristus. 
Walaupun tidak menganggap Tuhan Yesus sebagai Mesias, namun banyak orang melihat Tuhan Yesus secara baik dan menyetarakannya dengan orang-orang baik yang mereka kenal. Ada yang mengatakan bahwa Dia adalah Yohanes Pembaptis, yang lain pikir Elia, yang lain lagi seorang dari para nabi (ayat 28). Semuanya setuju bahwa Ia seperti inkarnasi dari orang-orang hebat yang telah mati. Semua pendapat itu baik dan jujur, terbukti dari orang-orang yang bersedia mengikuti dan mendengar Dia.
Tetapi bagi para murid, pertanyaan ini haruslah menjadi sangat serius, karena mereka bahkan meninggalkan segalanya, perkerjaan yang menjadi penghidupannya untuk mengikuti Tuhan Yesus. Tetapi apa katamu siapakah Aku ini? Untuk pertanyaan ini mereka telah siap dengan jawabannya, "Engkau adalah Kristus, Mesias yang dijanjikan, dan telah lama dinantikan (ayat 29)."
Jawaban itu merupakan sebuah jawaban pengikut Kristus / orang Kristen sejati, yaitu orang yang sungguh-sungguh percaya dengan tulus hati bahwa Yesus adalah Kristus, dan bertindak sesuai dengan keyakinannya itu. Bahwa Dia memang Kristus dengan jelas tampak dalam pekerjaan-pekerjaan-Nya yang ajaib. Inilah yang mereka ketahui, dan harus diberitakan segera dan dipelihara terus; walaupun sampai saat itu mereka harus merahasiakannya dulu (ayat 30), karena semuanya akan tergenapi oleh pencurahan Roh Kudus.
Penerimaan terhadap Yesus sebagai Mesias, termasuk oleh anak-anak haruslah dimulai dengan dasar yang kuat, yaitu bukti bahwa Ia punya kuasa Allah, yaitu kuasa yang besar yang mampu mengatasi segala hal, penyakit, kekuatan alam, kematian bahkan kuasa untuk mengampuni dosa. Hanya dengan semua hal yang telah dilakukannya itu akan menunjukkan bahwa Ia adalah Allah sendiri, hanya Allah yang mengampuni dosa manusia.


Cerita Kelas Kecil

Selamat pagi adik-adik. Hari ini sebelum kakak bercerita, kakak minta adik-adik yang bercerita dahulu. Adik-adik tolong menceritakan kembali cerita tentang Tuhan Yesus yang pernah adik-adik dengar, apa saja yang Tuhan Yesus pernah buat atau katakan kepada orang lain. Yang mau bercerita silakan berdiri.
(berikan kesempatan kepada masing-masing anak yang mau untuk bercerita, pengajar membantu jika anak-anak masih ragu atau tidak bisa bercerita dengan lancar)
Nah tadi semua sudah dengar teman-teman bercerita tentang apa yang Tuhan Yesus telah lakukan. Ada yang menceritakan tentang kesembuhan bagi orang yang sakit,  juga kebangkitan bagi yang mati, Tuhan Yesus juga mengusir roh jahat, memberi makan banyak orang bahkan Tuhan Yesus juga bisa menyuruh angin dan gelombang supaya tenang.
Adik-adik tahu mengapa semua itu bisa dilakukan? (biarkan anak-anak menjawab) Karena Tuhan Yesus punya kuasa yang sangat besar, lebih dari apapun yang ada di dunia ini.
Tadi adik-adik sudah bercerita jadi sekarang giliran kakak yang bercerita tentang Tuhan Yesus.
Pada suatu hari Tuhan Yesus sedang berjalan bersama murid-murid-Nya ke kampung-kampung di sebuah daerah yang bernama Kaisarea-Filipi. Sambil berjalan, mereka berbincang-bincang dan bercerita satu sama lain. Kemudian Tuhan Yesus bertanya kepada murid-murid, “Kamu pernah dengar, apa yang orang-orang katakan tentang aku?”. Diantara murid-murid ada yang menjawab, “Ada orang yang bilang Yohanis Pembaptis”. Apakah betul? Ya, memang Tuhan Yesus bisa juga seperti Yohanis Pembaptis yang memberitakan firman tentang Kerajaan Surga, tapi tentu bukan hanya itu.
Murid yang lain juga menjawab, “Ada yang bilang Elia”. Apakah seperti Elia? Ya Tuhan Yesus bisa melakukan seperti yang Elia lakukan, bisa membangkitkan orang mati, juga memerintah benda-benda di alam untuk melakukan yang dikehendaki-Nya, tetapi bukan hanya itu saja.
Ada lagi murid yang menjawab, “Ada orang yang bilang Tuhan Yesus pasti salah seorang nabi”. Tentu saja Tuhan Yesus dapat melakukan hal yang dilakukan oleh seorang nabi, Ia bisa menyampaikan firman Tuhan, juga mengetahui apa yang akan terjadi. Tapi tentu lebih dari itu.
Lalu Tuhan Yesus bertanya lagi kepada murid-murid, “Menurut kalian sendiri siapa Aku?”
Murid-murid kaget juga, tadi Tuhan Yesus tanyakan pendapat orang-orang, sekarang pendapat murid-murid.
Kalau Tuhan Yesus bertanya kepada adik-adik, apa yang adik-adik jawab? Menurut adik-adik siapa Yesus itu? (biarkan anak-anak menjawab)
Saat itu seorang murid menjawab, “Engkau adalah Mesias!”. Yaitu Tuhan sendiri yang datang ke dunia. Karena itu, Ia punya kuasa yang besar lebih daripada Yohanis Pembaptis, lebih juga daripada Elia dan nabi-nabi. Dan karena itu kita menyebutnya Tuhan Yesus.


Cerita Kelas Besar

Hari ini kita akan bermain tebak-tebakan tokoh Alkitab. Kakak akan menunjukkan gambar atau membacakan petunjuk/clue dan jika adik-adik tahu silakan menebak walapun belum semua petunjuknya kakak bacakan. Untuk itu silakan adik-adik bagi dalam beberapa kelompok.
(Atur anak-anak dalam beberapa kelompok, masing-masing 2 atau 3 orang)
Clue dan gambar lihat di aktivitas.
Berikan pertanyaan dan gambar secara acak dan bergantian sampai selesai, untuk setiap pertanyaan berikan nilai 2 untuk yang langsung menjawab benar dan nilai 1 untuk jawaban benar bagi pertanyaan yang dijawab salah oleh kelompok lain. Setelah semua selesai, berikan pertanyaan terakhir dengan nilai 5, kemudian baca Alkitab bersama anak-anak.
Kita sudah bermain dan membaca Alkitab bersama, menurut adik-adik mengapa orang-orang menyebut bahwa Tuhan Yesus adalah Yohanis Pembaptis (biarkan anak-anak menjawab), dan mengapa juga Tuhan Yesus disebut Elia atau salah satu dari nabi-nabi? (biarkan anak-anak menjawab)
Karena memang Tuhan Yesus menunjukkan hal baik yang sudah dilakukan oleh orang-orang itu,. Tuhan Yesus mengajarkan tentang firman seperti Yohanis Pembaptis, Tuhan Yesus juga melakukan mujizat seperti Elia, Tuhan Yesus juga tahu tentang nubuat-nubuat seperti para nabi. Tuhan Yesus punya kuasa seperti yang dilakukan oleh orang-orang itu, tetapi sebenarnya lebih dari semua orang itu Tuhan Yesus bahkan berkuasa untuk mengampuni dosa.
Itulah dikatakan oleh Simon Petrus ketika Tuhan Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
"Engkau adalah Mesias!" yaitu Anak Allah yang hidup yang dijanjikan oleh Tuhan Allah sendiri untuk menebus dosa manusia.
Kalau ditanyakan kepada adik-adik, apa yang adik-adik tahu tentang Tuhan Yesus? Apakan adik-adik pernah rasakan apa yang Tuhan Yesus buat untuk kehidupan adik-adik?


Alat peraga:

Gambar peraga



Aktivitas:

Mewarnai, Tebak Tokoh (Cerita), Dekorasi kertas


Ayat Hafalan:


Sunday, August 7, 2016

Jangan Takut, Tuhan Pasti Menolong (Matius 14:22-33)

Bahan Ajar PAR 07 Agustus 2016
Tema : “Jangan Takut, Tuhan Pasti Menolong” (Matius 14:22-33)
Tujuan :
- Anak-anak belajar untuk menyerahkan kekuatirannya kepada Tuhan
- Anak-anak mau berjalan dalam kehendak Tuhan tanpa keraguan

Pokok Renungan

Dalam bacaan ini menceritakan kisah lain tentang mujizat yang diadakan Tuhan Yesus bagi para murid dengan datang kepada mereka berjalan di atas air. Sebelumnya diceritakan Tuhan Yesus memberi makan sangat begitu banyak orang yang lapar dengan 5 roti dan 2 ikan, kedua mujizat ini dapat menggambarkan bagaimana Tuhan Yesus bertindak bertindak sebagai Tuhan alam semesta dengan memperbaiki dan mengendalikan kekuatan alam itu untuk menolong orang-orang yang berada dalam bahaya atau kesukaran.
Setelah membuat mujizat bagi banyak orang, Tuhan Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk mendahului Dia, pergi ke seberang danau, juga membubarkan banyak orang yang sudah menerima berkat-Nya itu. Walaupun mungkin murid-murid enggan namun karena mereka taat pada perintah-Nya sehingga pergi juga tanpa Tuhan Yesus.
Setelah semuanya pergi, saat sendirian, Tuhan Yesus kemudian mengambil waktu untuk berdoa kepada Bapa di surga. Dalam rupa seorang hamba, Tuhan Yesus menunjukkan betapa penting waktu sendiri bersama Bapa, adalah penting bagi kuta untuk selalu punya waktu sendiri juga, dalam berbagai kesibukan, untuk berdoa dan bersekutu dengan Tuhan.
Pada saat yang sama, murid-murid sudah berlayar agak jauh dari pantai dan mulai terombang ambing oleh gelombang. Mungkin mereka bisa berpikir, jika saja tidak mengikuti perintah Tuhan Yesus dan tidak berlayar melainkan duduk saja menunggui Tuhan Yesus tentunya mereka tidak harus berhadapan dengan gelombang, namun karena mengikuti perintah Tuhan Yesus mereka justru terhadang oleh bahaya, ditambah lagi, mereka tidak bersama dengan Tuhan Yesus. Suatu keadaan yang sangat tidak menyenangkan, mengikuti perintah Tuhan tetapi berhadapan dengan cobaan. 
Seringkali kita juga mengeluhkan ketika kita berhadapan dengan cobaan dalam pelayanan juga pekerjaan kita yang lain, ketika kita ingin berjalan sesuai kehendak Tuhan malah kita dihadapkan kepada berbagai tantangan.
Pada saat itu, Tuhan Yesus datang, tetapi para murid malah semakin bingung/takut, mereka berpikir bahwa mereka bertemu dengan hantu. Dalam keadaan dihadang bahaya, seringkali begitu banyak tenaga dan pikiran dicurahkan pada tantangan/bahaya itu sendiri bahkan lupa bahwa ada Tuhan yang penuh kuasa yang sanggup menolong.
Tuhan Yesus berseru kepada murid-murid agar jangan takut. Tuhan Yesus tidak segera meredakan gelombangnya melainkan menyatakan diri kepada murid-murid dan menghibur mereka agar jangan takut, karena memang walaupun gelombang / tantangan berbahaya tetapi sebenarnya ketakutan dalam diri manusia lebih berbahaya. Tuhan Yesus menenagkan hati murid-murid sehingga mereka bisa dengan jelas melihat Tuhan yang datang menghampiri mereka.
Pada ayat 28-31 diceritakan tentang bagaimana Petrus menanggapi dan bersikap ketika tahu yang dilihat adalah Tuhan Yesus.
Keberanian dan semangat besar yang ditunjukkan Petrus, seringkali justru membuat Petrus sendiri menerima konsekuensi yang tidak menyenangkan. Dalam bagian cerita Alkitab lainnya digambarkan bagaimana Petrus yang menggebu-gebu pada awalnya namun ternyata tidak mampu memenuhi janji/niatnya sendiri, yang diakibatkan oleh ketakutannya sendiri.
Namun disisi lain, semangat Petrus ini menunjukkan niat dan kepercayaan yang besar kepada Tuhan Yesus sehingga mengalahkan ketakutannya bahkan Petrus berani meninggalkan tempat yang aman didalam perahu dan meloncat keluar menuju gelombang.
Walaupun cukup berani, akhirnya Petrus menampakkan juga kelemahan dirinya, ketika ia mulai ragu karena merasakan tiupan angin. Walaupun Tuhan Yesus berada didepannya, namun Petrus masih merasa terganggu dengan tiupan angin, fokusnya terbagi, bukan hanya kepada Tuhan Yesus yang memberi harapan tetapi juga kepada tiupan angin yang mengancam. Dalam keraguan yang membuat ia tenggelam, Petrus berseru kepada Tuhan Yesus, "Tuhan, tolonglah aku!", sebuah seruan singkat yang didengar oleh Tuhan, menunjukkan penyerahan sepenuhnya kepada Tuhan dalam ketakutan akan kebinasaan, dan Tuhan mengulurkan tanan-Nya untuk menolong.
Tantangan utama kepercayaan kita adalah ketakutan/keraguan akan kuasa Tuhan. Hal itu juga dirasakan oleh anak-anak. Untuk itu perlu untuk diajarkan selalu kepada anak-anak, kepercayaan bahwa Tuhan pasti menolong. Bahwa apapun yang sejalan dengan kehendak Tuhan pasti akan berada dalam perlindungan Tuhan walaupun ada tantangan menghadang.

Cerita untuk Anak

Hari ini kita mendengarkan cerita lagi tentang perahu yang sedang berlayar di danau. Apakah adik-adik masih ingat cerita yang lalu tentang perahu yang sedang berlayar? (biarkan anak-anak menjawab)
Nah, kalau beberapa waktu yang lalu adik-adik pernah mendengar cerita Tuhan Yesus yang tertidur dalam perahu saat angin ribut di tengah danau, hari ini kita akan mendengar cerita tentang murid-murid yang sedang berlayar sendirian di danau, Tuhan Yesus tidak ikut bersama dengan mereka.
Suatu waktu, setelah mengajar dan memberi makan banyak orang, dan hari sudah mulai malam, Tuhan Yesus menyuruh murid-murid pergi ke seberang danau dengan perahu, Tuhan Yesus tidak ikut, karena mau berdoa dulu.
Ketika perahu yang dipakai murid-murid mulai menjauh dari pantai, ada angin bertiup dan gelombang muali terasa membuat perahu mereka terombang-ambing. Murid-murid mulai takut, jangan sampai perahu yang mereka tumpangi tenggelam karena dihantam gelombang.
Saat mereka masih takut karena gelombang itu, tiba-tiba dari kegelapan malam itu, sepertinya ada sesuatu yang melayang-layang di atas air. Dan semakin lama semakin dekat.
Ada yang berteriak sambil menunjuk, “Itu hantu” dan ketika yang lain juga melihat, mereka juga berteriak ketakutan.
Tapi, tiba-tiba ada suara terdengar, rupanya suara itu dari orang yang mereka kira hantu itu berkata, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
Oh, rupanya itu Tuhan Yesus, bukan hantu, mereka mengenal suara-Nya. Dan mereka melihat ternyata Tuhan Yesus sedang berjalan di atas air.
Mendengar itu Petrus langsung berdiri dan meminta supaya boleh berjalan di atas air menuju Tuhan Yesus. Tuhan Yesus berkata, "Datanglah!", sehingga Petrus cepat-cepat loncat dari perahu dan berjalan menuju Tuhan Yesus.
Namun saat sedang berjalan menuju Tuhan Yesus, Petrus merasakan ada angin bertiup dan ia mulai takut, jangan sampai saya akan tenggelam. Karena takut, ternyata ia perlahan-lahan mulai tenggelam sehingga Petrus berteriak kepada Tuhan Yesus, "Tuhan, tolonglah saya!". Melihat itu, Tuhan Yesus segera mengulurkan tangan-Nya untuk mengangkat Petrus, kemudian bersama dengan Petrus Tuhan Yesus naik ke atas perahu untuk melanjutkan perjalanan. Saat mereka sudah di atas perahu itu, angin dan gelombang juga menjadi reda dan tenang sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan dengan aman.
Adik-adik tahu mengapa Petrus  yang sudah bisa berjalan di atas air, tiba-tiba tenggelam (biarkan anak-anak menjawab).
Sebenarnya tidak apa-apa kalau angin bertiup, karena sebelum Tuhan Yesus datang juga angin sudah bertiup, tetapi karena Petrus takut dan kurang percaya. Padahal Tuhan Yesus ada di depannya seharusnya Petrus percaya bahwa jika Tuhan yang menyuruhnya pasti dia bisa, namun karena kurang percaya itu, ia mulai tenggelam.
Demikian juga adik-adik harusnya percaya bahwa apa yang Tuhan Yesus perintahkan itu pasti bisa adik-adik lakukan. Tuhan Yesus tahu adik-adik bisa melakukannya dan Tuhan Yesus juga akan menolong jika adik-adik merasa sulit untuk melakukannya.
Jika Tuhan Yesus menyuruh adik-adik untuk rajin berdoa, pasti adik-adik bisa melakukannya, juga kalau Tuhan Yesus menyuruh adik-adik berbuat baik kepada saudara dan teman pasti adik-adik bisa melakukannya.

Alat peraga:

Gambar peraga

Aktivitas:

Mewarnai

Ayat Hafalan:

Matius 14:27b
"Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"