Tema : “Bertobat” (Matius 3:1-12)
Tujuan :
- Anak-anak tahu semua orang harus bertobat untuk menerima Tuhan dalam diri mereka
- Anak-anak mau bertobat dari kesalahan yang mereka lakukan dan mau berjanji untuk selalu melakukan yang baik
Pokok Renungan
Cerita yang sama tentang Yohanes Pembaptis ini dapat kita baca dalam Injil Lukas 3:1-20, Markus 1:1-8 dan Yohanes 1:19-28. Yohanes tampil mengawali pelayanan Tuhan Yesus sebagai pembuka jalan bagi orang-orang agar menerima Kristus sang Mesias. Ia menyerukan perlunya ‘bertobat’ (ayat 2) sebagai sikap mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Dan ini adalah hal terpenting dari kehidupan Kristen / orang yang menerima Kristus dalam kehidupannya.Makna dari bertobat adalah "berbalik". Yaitu berbalik dari cara hidup yang jahat kepada cara hidup yang baik sesuai ajaran Kristus, dan pertobatan itu haruslah dalam Kristus (bnd. Yoh 14:1,6; Kis 8:22; 26:18; 1Pet 2:25). Pertobatan itu berarti memberikan diri berada dalam penguasaan Kristus (bnd. Kis 26:18). Pertobatan adalah pintu masuk menuju persekutuan dengan Kristus, tanpa pertobatan akan sia-sia mendengar semua ajaran yang Tuhan Yesus sampaikan.
Jika menyimak pesan yang disampaikan oleh para nabi dalam Alkitab, pertobatan merupakan pesan terpenting dan terutama yang disampaikan. Kita dapat membacanya dalam Perjanjian Lama (misalnya dalam Yer 7:3; Yeh 18:30; Yoel 2:12-14; Mal 3:7), maupun dalam dalam Perjanjian Baru Yohanes Pembaptis (Mat 3:2), Yesus Kristus (Mat 4:17; 18:3; Luk 5:32) dan orang-orang Kristen (Kis 2:38; 8:22; 11:18; 2Pet 3:9).
Sebagai bandingannya dalam ayat 7 diceritakan apa yang disampaikan oleh Yohanes kepada orang Farisi dan Saduki. Kedua kelompok utama dalam agama Yahudi ini mempunyai cara pandang yang berbeda terhadap Taurat namun sama-sama tunduk pada hukum Taurat. Hal yang membuat kedua golongan ini ditentang oleh Yohanes juga Tuhan Yesus adalah sikap mereka yang tidak sungguh-sungguh dari hati untuk taat kepada hukum-hukum Tuhan. Ketaatan mereka hanyalah ketaatan diluar saja, agar dilihat oleh orang, tanpa ada juga keinginan untuk mengakui dan bertobat dari kesalahan yang mereka lakukan, bahkan Hukum Taurat sering mereka pakai untuk menekan orang lain (bnd. Mat 23:25; 9:14; 23:2-4; Luk 18:9-14). Saat berhadapan dengan Tuhan Yesus juga kedua kelompok ini bersikap menentang (bnd. Mat 16:1-4).
Pertobatan seperti yang diserukan oleh Yohanes Pembaptis dan juga oleh semua nabi bahkan oleh Tuhan Yesus yang dapat kita baca dalam Alkitab pada akhirnya harus menghasilkan sebuah perubahan dalam diri maupun bagi orang lain. Dalam ayat 8-12 Yohanes Pembaptis menyerukan bahwa pertobatan haruslah mengahasilkan buah yang sesuai, yaitu sesuatu yang mendatangkan kebaikan sesuai dengan firman Tuhan.
Ada dua hal pokok yang dapat dipelajari dan diajarkan dari apa yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis ini. Hal yang pertama yaitu harus ada pertobatan jika kita benar mau menerima Kristus dalam hidup kita, pertobatan itu mutlak diperlukan karena tidak seorangpun yang tidak berdosa. Apakah boleh berbuat dosa lagi kalau sudah menerima Kristus? Tentu tidak, pilihannya hanya menerima Kristus atau tetap berbuat dosa, jika menerima Kristus berarti tidak lagi berbuat dosa, kalau masih berbuat dosa berarti tidak menerima Kristus, tidak boleh dan tidak mungkin menjadi hamba kepada dua tuan (bnd. Lukas 16:13).
Dan hal yang kedua adalah harus ada buah dari pertobatan itu, harus ada yang dihasilkan dari sebuah pertobatan. Pertobatan bukan hanya sekedar dikatakan tetapi harus dilakukan dalam sikap dan perbuatan yang benar. Orang yang bertobat adalah orang yang menghasilkan buah kebaikan, yang pikiran, perkataan dan perbuatannya adalah yang berkenan kepada Tuhan, bukan memikirkan yang jahat, berkata yang jahat apalagi berbuat yang jahat. Ajak anak-anak untuk menyebutkan contoh kehidupan sehari-hari sebagai buah dari pertobatan itu.
Ayat Hafalan:
Lukas 5:32Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.".