Tema: “Tuhan Memberi Pengetahuan” (Kejadian 11:1-9)
Tujuan:
- Anak-anak tahu Tuhan memberikan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan manusia
- Anak-anak mau menggunakan pengetahuan untuk kebaikan
- Anak-anak jangan terlena dengan berbagai kemajuan teknologi dan melupakan Tuhan
Pokok Renungan
Manusia-manusia pertama yang telah melupakan Tuhan dimusanahkan oleh air bah, sehingga kehidupan yang baru yang dekat dengan Tuhan dimulai dimuka bumi. Pada kesempatan yang sama Tuhan juga mengaruniakan kemampuan kepada manusia untuk mengelola alam untuk membantu kehidupannya. Dimulai dari Nuh dan keluarganya, Tuhan memberikan kemampuan untuk membuat kapal yang besar sebagai sebuah bentuk kemajuan teknologi, manusia mulai belajar juga membuat berbagai peralatan untuk membantu kerjanya dalam mengelola alam.Kemampuan itu, perlahan-lahan membuat manusia merasa diri mampu untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan Tuhan, bahkan sebagaimana dalam cerita kita hari ini tentang Menara Babel, manusia yang punya kemampuan untuk melakukan berbagai hal itu mulai membangun sebuah menara sebagai bentuk keangkuhan mereka untuk megatur diri sendiri tanpa campur tangan Tuhan. Manusia berusaha merencanakan dan membuat sesuatu sesuai dengan apa yang mereka pikirkan dan inginkan, bagi mereka kemampuan yang mereka miliki adalah sebuah kekuatan untuk mengatur kehidupan mereka sendiri, karena itu mereka mendirikan menara yang tinggi untuk menjaga kesatuan mereka, mereka merencanakan sesuatu hal yang baik menurut mereka dengan kemampuan dan kepintaran mereka bukan dengan mengandalkan Tuhan. Menara itu juga sebagai simbol atau tanda bahwa mereka mampu sehingga mereka patut mendapat pujian atas apa yang mereka lakukan.
Apa yang mereka lakukan itu ternyata tidak disukai Tuhan. Tentunya Tuhan mau manusia menggunakan kemampuan dan pikiran yang Tuhan berikan untuk melakukan berbagai hal yang baik, termasuk untuk menjaga kebaikan alam ini dan kebaikan kehidupan dengan sesama manusia, tetapi apa yang dilakukan itu seharusnya juga dalam penyertaan Tuhan. Sehingga bukan kemuliaan diri sendiri yang menjadi tujuan tetapi kebaikan dan kemuliaan nama Tuhan semata.
Hal seperti ini mungkin sering kita jumpai saat ini. Berbagai bangsa di dunia ini berlomba untuk membuat menara yang tinggi sebagai bentuk kebanggaan bangsa mereka, juga berbagai kemajuan teknologi dan perlombaan untuk menciptakan teknologi yang baru bukan lagi untuk kebaikan manusia semata tetapi sebagai alat untuk saling menekan dan saling menjajah. Penjajahan saat ini bukanlah penjajahan secara fisik tetapi penjajahan melalui kebutuhan, manusia sudah terpenjara dengan kebutuhan yang diciptakan oleh kemajuan teknologi.
Dari cerita tentang menara Babel ini ada beberapa poin penting yang dapat kita renungkan dan ajarkan kepada anak-anak.
Yang pertama tentang kemampuan manusia dan hasil teknologi buatan manusia adalah karunia dari Tuhan. tanpa kemampuan yang diberikan oleh Tuhan, manusia tidak bisa melakukan apa-apa. Karena itu, gunakan kemampuan untuk berkarya sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas apa yang Ia berikan.
Hal yang kedua adalah bagaimana menggunakan semua hasil teknologi ini dengan bertanggung jawab, jangan sampai kemampuan dan hasil teknologi dipakai untuk maksud jahat. Cerita menara di Babel menunjukkan bagaimana Tuhan murka ketika manusia menggunakan kemampuan dan teknologi hasil ciptaannya untuk kesombongan dan maksud buruk lainnya.
Untuk itu ajarkan anak-anak untuk selalu mengutamakan sikap takut akan Tuhan sebagai penuntun supaya kita diberi hikmat dan tidak terjebak untuk mengandalkan kemampuan dan kepintaran kita sendiri serta tidak terjerumus dalam sikap mengandalkan hasil teknologi yang semakin canggih dan membuat kita terlena.
Ayat Hafalan
Amsal 9:10Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
Alat Peraga
Gambar peraga
Aktivitas
Mewarnai
Teka-teki SIlang