Blog ini berisi Bahan Ajar / Cerita Sekolah Minggu dalam Bahasa Indonesia, silakan dipakai / dikutip secara bebas dan gratis karena Firman Tuhan bebas untuk diberitakan dan diketahui oleh semua orang

This blog contains materials for Sunday School Sermon. The sermon materials are written in Indonesian, but I hope the activities and images contained can be used by anyone with any language, please feel free to use it

Friday, April 26, 2024

Integritas Diri (Kejadian 37:1-36)

Bahan Ajar, Peraga dan Aktivitas dari cerita Alkitab tentang 'Yusuf dan saudara-saudaranya' (Kejadian 37:1-11) dan 'Yusuf dijual ke tanah Mesir' (Kejadian 37:12-36

Pokok Renungan

Bacaan Alkitab hari ini berdasarkan Alkitab TB LAI terbagi atas 2 perikop namun merupakan sebuah cerita utuh, yaitu bagaimana kehidupan anak-anak Israel (Yakub) terutama tentang Yusuf.

Yusuf adalah putra kesayangan Yakub, karena ia anak dari istri yang sangat dikasihi Yakub dan lahir di masa tuanya. Perhatian Yakub yang besar ini membuat saudara-saudaranya cemburu pada Yusuf,  mereka bahkan membenci Yusuf karena ia mengadukan kejahatan mereka (ay. 2) dan karena ia menceritakan mimpinya yang dianggap merendahkan mereka (ay. 5-11).

Kebencian mereka berkembang menjadi rencana untuk membunuh Yusuf ketika ada kesempatan saat ia jauh dari rumah (ay. 18). Saat itu Yusuf pergi sejauh kurang lebih 100 km dari kediaman mereka di lembah Hebron, untuk melihat saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan kambing domba di Dotan (lihat referensi). Namun, Reuben, salah satu saudara mereka, berusaha menyelamatkannya dengan menyarankan untuk membuangnya ke dalam sumur. Pada akhirnya, Yusuf dijual kepada para pedagang Midian yang membawa Yusuf ke Mesir untuk dijadikan budak. (ay. 19-28)

Untuk menutupi perbuatan mereka, saudara-saudaranya menyembelih seekor kambing domba dan mencelupkan jubah Yusuf ke dalam darahnya, kemudian membohongi Yakub bahwa Yusuf telah dibunuh binatang buas. (ay. 29-35)

Dari cerita ini ada beberapa hal yang menarik yang bisa direnungkan dan diajarkan kepada anak-anak.

Yang pertama tentang integritas Yusuf. Dalam kehidupannya yang cukup baik di dalam rumahnya, ia diperlakukan buruk oleh saudara-saudaranya. Ia bukan anak yang malas ataupun  manja, ia punya tanggung jawab pekerjaan seperti saudara-saudaranya, yang membedakannya dari mereka adalah ia jujur sehingga ia melaporkan kejahatan yang dilakukan oleh saudara-saudaranya itu. Ia teguh pada prinsip untuk tetap menyatakan kebenaran walaupun karena hal itu ia dibenci atau dimusuhi. Ia juga jujur menceritakan mimpinya yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri. Kejujurannya itu juga sejalan dengan sikapnya yang lain, yaitu taat, sabar dan setia serta memaafkan, semuanya akan teruji dan terlihat dalam perjalanan hidupnya. Ini menunjukkan sebuah integritas diri.

Hal yang kedua, dari kisah ini adalah sikap iri hati yang kemudian menimbulkan kebencian bahkan dendam yang berujung pada rencana pembunuhan yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf. Jika pikiran negatif dipelihara dalam diri, pikiran itu akan semakin berkembang menjadi lebih besar bahkan menjadi sebuah tindakan negatif juga. Jika saudara-saudaranya tidak iri hati kepada Yusuf dan mau mengoreksi kesalahan mereka yang dilaporkan oleh Yusuf, mereka tidak akan membenci Yusuf, karena bagaimanapun Yusuf adalah saudara mereka sendiri yang mengasihi mereka. Tetapi ketika kebencian itu ada dan dipupuk, maka mereka melakukan kejahatan dengan rencana membunuhnya namun karena tidak jadi, mereka menjual saudara mereka dan untuk menutupi kejahatan itu mereka membohongi Yakub.

Hal penting yang juga perlu direnungkan dari kisah ini adalah bagaimana Tuhan berkerja dalam segala keadaan dan peristiwa untuk kebaikan orang percaya, bahkan bukan untuk kebaikan sesaat tapi untuk kebaikan di masa yang akan datang.

Alat Peraga dan Aktivitas

Gambar Peraga

Mewarnai



Saturday, April 20, 2024

Yakub dan Esau Bertemu Kembali (Kejadian 33:1-20)

Bahan Ajar dan Gambar Peraga untuk cerita Alkitab 'Yakub Berbaik Kembali Dengan Esau' (Kejadian 33:1-20)

Pokok Renungan

Bacaan hari ini menceritakan kisah pertemuan kembali antara Yakub dan Esau, kedua saudara kembar ini terpisah karena perselisihan, ada kemarahan dan permusuhan yang mengiringi jalan mereka. Perjumpaan kembali ini menjadi momen penting dalam hidup Yakub, momen ini akan mengarahkan dia kepada jalan pemulihan hubungannya dengan Esau atau sebaliknya permusuhan yang abadi.

Yakub telah melarikan diri dari Esau selama kurang lebih 20 tahun, selama itu juga sebenarnya Yakub diliputi rasa takut dan cemas apalagi ketika ia mengetahui bahwa Esau mencarinya. Ia mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk (bd. Kej 32:1-21).

Saat pertemuan yang dinantikan itu terjadi ternyata Esau tidak menunjukkan rasa marah atau dendam. Ia justru berlari menyambut Yakub dengan penuh kasih sayang, memeluk dan menciumnya. Mereka berdua menangis karena bahagia bisa bertemu kembali (ay. 4).

Esau mengambil sikap untuk mengampuni Yakub atas kesalahannya di masa lalu. Meskipun dahulu Esau sangat benci bahkan ingin membunuh Yakub, namun nampaknya ikatan persaudaraan mereka telah memulihkan semua rasa kecewa dan permusuhan itu, Esau bahkan menolak pemberian Yakub yang diberikan sebagai bentuk permohonan maaf (ay. 9).

Kisah pertemuan kembali Yakub dan Esau memberikan beberapa pelajaran penting yang dapat direnungkan dan diajarkan kepada anak-anak.

Yang pertama tentang kasih persaudaraan yang tidak boleh terputus. Perselisihan dan pertikaian adalah hal yang biasa terjadi dalam kehidupan bersama. Tetapi hubungan persaudaraan merupakan ikatan yang kuat yang Tuhan anugerahkan, tidak ada yang bisa memilih untuk bersaudara dengan siapa, karena kita dilahirkan demikian, jadi siapapun saudara kita itu adalah anugerah Tuhan bagi kita. Esau tidak memilih untuk bersaudara dengan Yakub tetapi Tuhan sudah menentukan demikian, sehingga sekalipun Yakub mengecewakan dan membuat marah dirinya tetapi kasih sebagai saudara membuat ia menerima Yakub dengan segala kekurangannya.

Yang kedua tentang pengampunan, Esau memilih untuk mengampuni karena itu baik untuk dirinya sendiri dan baik juga untuk saudaranya. Mengampuni berarti melepaskan rasa dendam dan kebencian, sehingga yang tinggal adalah kedamaian baik bagi yang mengampuni maupun yang diampuni.

Yang ketiga tentang apa yang disebut rekonsiliasi. Istilah ini cukup sering kita dengar, maknanya adalah upaya untuk memperbaiki yang telah rusak supaya kembali seperti semula. Pertikaian seringkali dan hampir pasti akan merusak sebuah hubungan, karena itu perlu upaya dari kedua belah pihak untuk memperbaikinya dengan satu tujuan agar semuanya kembali baik. Demikian yang dilakukan Yakub juga Esau, keduanya punya upaya untuk memperbaiki hubungan yang rusak dengan satu tujuan yang sama agar sama-sama merasakan kedamaian hidup sebagai saudara.

Ajak anak-anak untuk mau saling memaafkan dan memperbaiki kembali hubungan yang rusak jika di antara mereka terjadi perselisihan.

Alat Peraga dan Aktivitas

Gambar Peraga

Mewarnai

Menyusun Cerita

Potong gambar sesuai garis kemudian minta anak-anak menyusun sesuai urutan cerita, jika bisa minta anak-anak menceritakan dengan bahasanya sendiri






Saturday, April 6, 2024

Esau dan Yakub (Kejadian 25:29-34; 27:1-40)

Bahan Ajar Sekolah Minggu dari Kejadian 25:29-34 dan Kejadian 27:1-40 tentang Yakub mendapat Hak Kesulungan

Pokok Renungan

Bagian bacaan ini menceritakan kisah tipu daya Yakub terhadap Esau. Bacaan pertama yang terpisah dari bacaan kedua menceritakan bagaimana sampai kisah yang diceritakan dalam Kejadian 27 itu terjadi, yaitu ketika Ribka dan Yakub menipu Ishak untuk mendapatkan berkat. Kisah ini penuh dengan ironi karena dalam kisah ini ditampilkan bagaimana rencana Tuhan itu tercapai oleh campur tangan manusia dengan cara yang tidak benar.

Beberapa hal dalam cerita ini yang perlu menjadi renungan bagi kita dan diajarkan kepada anak-anak adalah:

Yang pertama tentang apa rencana yang Tuhan sudah buat dalam kehidupan Esau dan Yakub sebagaimana yang Tuhan nyatakan kepada Ribka ketika ia mengeluh kesakitan saat mengadung kedua anaknya itu (bd.Kej. 25:22-26), jika Ribka mengingat hal itu, ia tahu bahwa hak kesulungan akan jatuh kepada Yakub, karena Tuhan yang menentukan demikian. Tapi Ribka mencari jalan sendiri mendapat hak kesulungan untuk Yakub, karena ia lebih menyayangi Yakub dari pada Esau, bukan karena itu rencana Tuhan. Seringkali kita bersikap seperti Ribka yang lupa atau tidak percaya kepada janji Tuhan yang baik bagi kehidupan kita, sehingga kita mencari jalan kita sendiri untuk meraih yang kita inginkan.

Yang kedua tentang sikap Esau yang gampang mengikuti hawa nafsu, rasa lapar dan nafsu untuk makan membuat ia rela melepaskan apa yang menjadi haknya untuk kepuasan sesaat. Bahkan setelah itu ia lupa bahwa ia telah melakukan kesalahan itu. Tentu sikap Esau sangat buruk, bukan saja mengikuti hawa nafsu tapi tidak sadar akan kesalahannya bahkan menyalahkan Yakub atas kebodohannya. Jika Esau sadar akan kesalahan yang pernah dibuatnya ia mungkin boleh marah akan penipuan yang Yakub lakukan tetapi ia tidak sampai berniat untuk membunuh Yakub (bd. Kej. 27:41). Sikap seperti Esau ini sering juga ada pada diri kita, kita tidak introspeksi diri ketika ada sesuatu yang buruk dilakukan orang lain kepada kita, kita lupa bahwa mungkin saja penyebab dari perlakuan itu adalah diri kita sendiri.

Cerita untuk Anak

Cerita hari ini menceritakan tentang dua anak kembar, Esau dan Yakub. Mereka adalah anak dari Bapak Ishak dan Mama Ribka, Esau adalah anak sulung, yang berarti dia memiliki hak istimewa dalam keluarga. Salah satu hak istimewa itu adalah "hak kesulungan." Hak kesulungan berarti Esau akan menerima bagian warisan yang lebih besar daripada Yakub dan dia juga akan menjadi pemimpin keluarga setelah ayahnya meninggal.

Suatu hari, Esau pulang dari berburu. Dia sangat lelah dan lapar. Dia melihat Yakub sedang memasak sup kacang merah yang lezat. Esau sangat menginginkan sup itu. Dia berkata kepada Yakub, "Berikan aku sedikit sup merah itu, aku sangat lapar!"

Yakub melihat bahwa Esau sangat lapar. Dia ingin membantu saudaranya, tetapi dia juga menginginkan hak kesulungan Esau. Yakub berkata kepada Esau, "Baiklah, aku akan memberikan sup ini kepadamu, tetapi kamu harus menjual hak kesulunganmu kepadaku."

Esau sangat lapar dan dia tidak memikirkan masa depan. Dia setuju untuk menjual hak kesulungannya kepada Yakub hanya dengan semangkuk sup kacang merah! Setelah kenyang Esau lupa kalau ia telah menjual hak kesulungannya.

Beberapa waktu kemudian, Ishak ingin memberikan berkat kepada Esau. Ribka, ibu Esau dan Yakub, ingin Yakub yang menerima berkat itu. Dia menyuruh Yakub berpura-pura menjadi Esau dan menipu bapaknya, Ishak. Yakub pun menuruti rencana ibunya dan berhasil mendapatkan berkat.

Esau sangat marah ketika dia mengetahui apa yang telah dilakukan Yakub. Dia ingin membunuhnya. Yakub pun harus melarikan diri dari rumah dan hidup dalam pengasingan selama bertahun-tahun.

Cerita ini mengajarkan kita bahwa kita harus berhati-hati dengan apa yang kita pilih dalam hidup. Kita tidak boleh membuat keputusan yang terburu-buru hanya karena kita menginginkan sesuatu saat itu juga. Kita harus memikirkan tentang konsekuensi dari tindakan kita di masa depan. Esau telah mengambil keputusan yang salah karena ia lebih memikirkan keinginannya untuk makan. Yakub juga telah melakukan penipuan karena mengejar berkat kesulungan sehingga ia harus lari karena ingin dibunuh oleh Esau.

Sebenarnya Tuhan sudah punya rencana yang baik atas diri Esau dan Yakub, tetapi mereka tidak menunggu apa yang Tuhan lakukan melainkan mencari jalan sendiri yang tidak benar untuk mencapai apa yang mereka inginkan.

Demikian juga dengan kehidupan kita, Tuhan sudah punya rencana untuk kehidupan kita, termasuk keberhasilan kita dalam belajar dan memperoleh apa yang kita inginkan, itu semua keinginan yang baik, tetapi jangan menggunakan cara yang salah untuk memperoleh apa yang baik itu. 

Alat Peraga

Aktivitas

Mewarnai
Cari Perbedaan
Cari Kata

Tuesday, March 19, 2024

Orang Kusta Disembuhkan (Matius 8:1-4; Markus 1:40-45; Lukas 5:12-16)

Bahan Ajar, Alat peraga dan aktivitas untuk cerita Alkitab tentang Tuhan Yesus menyembuhkan Orang Kusta (Matius 8:1-4; Markus 1:40-45; Lukas 5:12-16)

Bahan Ajar

Pokok Renungan Matius 8:1-4

Bacaan hari ini bercerita tentang seorang penderita kusta yang datang kepada Yesus dengan penuh iman. Perikop ini paralel dengan Markus 1:40-45 dan Lukas 5:12-16, dengan beberapa tambahan, dalam ketiga Injil sama-sama dituliskan bahwa Tuhan Yesus melarang orang itu memberitahukan kepada orang lain tentang mujizat yang dialaminya (ay. 4, bd. Mrk. 1:44, Luk. 5:14), dalam Injil Markus diceritakan bahwa orang yang disembuhkan itu kemudian menyebarkan berita tentang Tuhan Yesus yang membuat semakin banyak orang datang mengikutiNya, lebih lanjut dalam Injil Lukas dituliskan bahwa Tuhan Yesus mengundurkan dari dari banyak orang yang mengikutiNya untuk berdoa. 

Beberapa poin penting dapat menjadi bahan renungan bagi para pengajar dan diajarkan kepada anak-anak.

Yang pertama tentang iman yang ditunjukkan oleh penderita kusta itu. Pada zaman Tuhan Yesus, penderita kusta adalah orang yang ditolak dan dikucilkan oleh masyarakat, bahkan sampai zaman modern ini. Hanya dengan iman yang kuat, orang yang menderita kusta itu datang kepada Tuhan Yesus, ia harus berhadapan dengan pandangan jijik orang lain bahkan mungkin ada yang mengusirnya ketika ia mendekat ke Tuhan Yesus yang sedang diikuti banyak orang. Nampak bahwa imannya mengalahkan semua itu, fokus dari apa yang diimani dan dilakukan adalah bertemu Tuhan Yesus. Iman mengalahkan segala keraguan dan ketakutan.

Yang kedua tentang kasih dan kuasa Tuhan Yesus yang ditunjukkan dengan menjamah serta menyembuhkan orang yang sakit itu. Jamahan Tuhan Yesus kepada orang yang berpenyakit kusta menunjukkan kasih yang besar melebihi segala hukum yang ada, hukum taurat sendiri menyebutkan kusta sebagai sesuatu yang najis karena itu harus dijauhkan dari masyarakat (bd. Im. 13:45-46). Dengan menjamah dan mau memenuhi permintaan orang kusta tersebut, Tuhan Yesus menunjukkan juga bahwa Ia punya kuasa melebihi segalanya, melebihi Hukum Taurat bahkan atas penyakit dan dosa, karena kusta sendiri digambarkan sebagai hukuman atas dosa, sebagaimana yang dialami oleh Miryam (bd. Bil. 12:9-10).

Marilah kita belajar dari iman dan kerendahan hati orang kusta ini, dan memohon kepada Yesus dengan iman yang teguh. Kita juga dapat belajar dari kasih dan kuasa Yesus yang luar biasa, dan meneladani-Nya dalam menunjukkan kasih dan kepedulian kepada sesama.

Cerita untuk Anak

Hari ini kita akan mendengarkan cerita tentang apa yang dilakukan Tuhan Yesus bagi orang yang sangat menderita, karena bukan saja badannya yang sakit tetapi ia juga merasa sakit hati.

Cerita ini tentang seseorang yang memiliki penyakit yang sangat ditakuti orang lain, namanya penyakit kusta. Penyakit ini membuat kulitnya gatal dan bersisik, bahkan semakin lama orang yang sakit kusta bisa kehilangan jari-jarinya, tangan bahkan kakinya juga, karena itu orang-orang sangat takut dengan penyakit ini dan orang-orang yang sakit kusta harus tinggal jauh dari orang lain agar tidak menular. Orang-orang juga menjauhi orang kusta karena mereka diaanggap sebagai orang yang berdosa. Jika ia mendekat, orang-orang akan lari meninggalkannya atau mengusirnya dari jauh. Orang yang sakit kusta ini pasti merasa sangat sedih dan kesepian.

Suatu hari, orang yang sakit kusta ini mendengar tentang Tuhan Yesus, seorang guru yang penuh kasih dan memiliki kuasa untuk menyembuhkan orang sakit. Dengan penuh harapan, dia nekat pergi menemui Tuhan Yesus, walaupun ia tahu ia mungkin akan diusir oleh orang-orang.

Ketika bertemu Tuhan Yesus, ia berlutut di hadapan Tuhan Yesus dan berkata, "Tuhan, jika Engkau mau, Engkau dapat menyembuhkanku."

Tuhan Yesus melihat orang kusta itu sangat beriman karena ia berani menghadapi semua tantangan untuk bertemu Tuhan Yesus. Tahu bahwa orang kusta itu sangat ingin sembuh, Tuhan Yesus pun mengulurkan tangan-Nya dan menyentuh orang itu.

Apa yang terjadi? Orang yang sakit kusta itu langsung sembuh! Dia tidak lagi memiliki penyakit kusta, penyakit itu hilang sama sekali. Dia pasti sangat senang dan bersyukur, bukan hanya tubuhnya yang sembuh tetapi hatinya juga bersukacita.

Mengapa Tuhan Yesus mau melakukan itu, karena Tuhan Yesus mengasihi semua orang dan Tuhan Yesus melihat iman orang yang sakit itu.

Kita juga harus memiliki iman kepada Yesus seperti orang yang sakit itu. Tuhan Yesus selalu siap menolong kita yang datang meminta kepadaNya. Sekalipun kita sudah melakukan sesuatu yang salah, jangan ragu untuk datang kepada Tuhan Yesus, Ia tetap mau menolong kita asal kita mau meminta dan mau bertobat dari kesalahan kita.

Alat Peraga

Gambar Peraga

Wayang

cetak gambar pada kertas karton, potong sesuai gambar tempel dengan tusuk sate untuk mainkan wayang atau tempel dengan velcro untuk dipakai pada papan flanel

Aktivitas

Mewarnai

Maze

Menyusun Huruf


Tuesday, March 12, 2024

Lazarus dibangkitkan (Yohanes 11:1-44)

Bahan Ajar, gambar peraga dan aktivitas untuk cerita Alkitab tentang Lazarus dibangkitkan oleh Tuhan Yesus (Yohanes 11:1-44)

Pokok Renungan

Cerita Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus hanya terdapat dalam Injil Yohanes dan tidak ada referensi lain tentang Lazarus pada Injil yang lain, sebaliknya cerita tentang Tuhan Yesus membangkitkan anak Yairus dan pemuda di Nain tidak ditulis dalam Injil Yohanes. Memang keempat Injil tidak selalu memuat atau berisi referensi kepada Injil yang lain dengan demikian keempat Injil saling melengkapi.
Kebangkitan Lazarus merupakan salah satu kejadian penting dalam karya Tuhan Yesus yang juga menjadi salah satu alasan bagi para imam besar bersepakat membunuh Tuhan Yesus (bd. Yoh. 11:53).
Dari kisah yang ditulis cukup detail oleh penginjil ada beberapa hal yang mungkin perlu pendalaman lebih lanjut tetapi setidaknya secara garis besar beberapa hal dapat direnungkan dan diajarkan kepada anak-anak.
  • Yang pertama tentang persahabatan dan kasih yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus. Bacaan kita menjukkan bahwa Tuhan Yesus mengenal dekat keluarga ini, Injil Lukas menceritakan bahwa Tuhan Yesus pernah berkunjung ke rumah Maria dan Marta (bd. Luk. 10:38-42) dan dalam bacaan hari ini juga menunjukkan hubungan yang dekat ketika kedua perempuan meminta orang mengabari Tuhan Yesus tentang Lazarus yang sedang sakit (ay. 3), selanjutnya ditegaskan juga bahwa Tuhan Yesus mengasihi keluarga ini (ay. 5).
Tuhan Yesus berada di tempat yang jauh mungkin butuh waktu beberapa hari perjalanan dari tempatNya berada ke Betania, tapi Ia datang juga. Walaupun menjadi pertanyaan mengapa tidak bergegas pergi saat menerima berita tentang Lazarus yang sakit tetapi bacaan kita menjelaskan alasan Tuhan Yesus menunda karena Ia ingin menyatakan kuasa kemuliaanNya kepada banyak orang.
Tuhan Yesus datang ke Betania untuk membangkitkan Lazarus karena Dia mengasihi Marta, Maria, dan Lazarus. Ketika bertemu Maria dan Marta, Yesus menunjukkan empati dan kasih-Nya dengan menangisi Lazarus bersama mereka.
  • Yang kedua tentang kuasa Tuhan Yesus yang sangat besar bahkan atas kematian. Kuasa yang ditunjukkan ini merupakan tanda bahwa Ia adalah Mesias yang dijanjikan. Ia memberikan harapan kepada orang percaya bahwa ada kebangkitan pada akhir zaman. Ini juga mengingatkan orang percaya akan kehidupan yang fana di dunia ini bahwa semua akan mati pada suatu saat, sebaliknya ada kehidupan kekal yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus di mana tidak ada kematian selamanya.

Cerita Anak

Cerita hari ini tentang seorang sahabat Tuhan Yesus bernama Lazarus yang sakit parah. Ia tinggal di sebuah kampung bernama Betania. Saudara perempuan Lazarus, Marta dan Maria, sangat sedih dan meminta orang memberitahukan kepada Tuhan Yesus untuk menolong saudara mereka.
Tuhan Yesus sedang melayani di tempat yang jauh dan butuh beberapa hari untuk sampai ke Betania, tetapi Tuhan Yesus tidak datang segera. Ia menunggu dua hari sebelum pergi. Saat Tuhan Yesus tiba di Betania, Lazarus sudah mati selama empat hari.
Tuhan Yesus melihat Marta dan Maria sangat sedih. Mereka menangis dan berkata, "Tuhan, seandainya Engkau ada di sini, Lazarus tidak akan mati." Tuhan Yesus pun menangis bersama mereka. Ia merasakan kesedihan mereka dan ingin membantu mereka.
Kemudian Tuhan Yesus pergi ke kuburan Lazarus. Kuburan itu berbentuk sebuah gua yang ditutup dengan batu yang besar. Tuhan Yesus menyuruh orang-orang membuka pintu kubur itu kemudian berseru dengan suara keras, "Lazarus, keluarlah!" Dan Lazarus keluar dari kuburan, hidup kembali!
Orang-orang yang melihat itu sangat heran. Mereka kagum melihat Tuhan Yesus dapat membangkitkan orang mati. Maria dan Marta sangat bersukacita karena saudara mereka hidup kembali. Sebelumnya mereka agak menyesal karena Tuhan Yesus datang setelah saudara mati tetapi sekarang mereka mengerti bahwa Tuhan Yesus punya maksud yang lebih besar untuk hidup mereka dan orang banyak.
Mereka melihat mujizat Tuhan karena mereka meminta pertolongan dari Tuhan, demikian juga adik-adik bisa mendapatkan pertolongan dari Tuhan kalau adik-adik memintanya dalam doa kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan melakukan kehendakNya dalam hidup adik-adik.
Tuhan Yesus adalah sahabat yang baik. Dia selalu memperhatikan adik-adik, bahkan saat sedih dan putus asa. Ia mempunyai kuasa yang sangat besar bahkan Ia berkuasa atas kematian.

Gambar Peraga

Aktivitas

Mewarnai


Teka-teki silang


Maze

Cari Kata