Blog ini berisi Bahan Ajar / Cerita Sekolah Minggu dalam Bahasa Indonesia, silakan dipakai / dikutip secara bebas dan gratis karena Firman Tuhan bebas untuk diberitakan dan diketahui oleh semua orang

This blog contains materials for Sunday School Sermon. The sermon materials are written in Indonesian, but I hope the activities and images contained can be used by anyone with any language, please feel free to use it

Sunday, July 14, 2019

Berjanji Kepada Tuhan (1 Samuel 1)

Bahan Ajar Sekolah Minggu 14 Juli 2019

Tema : “Berjanji Kepada Tuhan”(1 Samuel 1)

Topik :

- Anak-anak mengerti arti bernazar / berjanji kepada Tuhan

- Anak-anak belajar bersikap yang benar sehubungan dengan janji kepada Tuhan

Pokok Renungan

Kitab Samuel yang pertama dimulai dengan kisah kelahiran Samuel. Ibunya, Hana, merupakan salah seorang dari dua istri yang dinikahi ayahnya, Elkana. Namun sebelum ia mengandung Samuel, Hana adalah seorang perempuan yang mandul (ay. 5). Hal ini membuatnya sedih, apalagi Penina, istri yang lain dari Elkana, mempunyai beberapa anak dan selalu menyakiti hatinya karena ia mandul (ay. 6).

Merasa sedih dan susah hati, Hana kemudian memohon kepada Tuhan agar ia memperoleh anak, bahkan berjanji untuk mempersembahkan anak itu kepada Tuhan jika ia dilahirkan.

Tuhan mendengar permintaannya itu dan melalui imam Eli, Hana diberitahu bahwa permintaannya dikabulkan Tuhan (ay. 17).

Setelah ia memperoleh apa yang diminta kepada Tuhan, yaitu seorang anak yang kemudian dinamai Samuel, Hana teringat juga akan janjinya kepada Tuhan. Mungkin ia sangat sedih karena harus berpisah dengan anaknya yang bisa dibilang masih sangat kecil. Mengacu dari beberapa catatan, biasanya ibu Yahudi menyusui anaknya hingga berusia tiga tahun. Jika berusia demikian tentu Samuel masih sangat kecil, sangat manusiawi jika Hana merasa ragu dan takut membiarkan anaknya diasuh orang lain, tetapi bagi Hana janji kepada Tuhan harus ditepatinya dan ia percaya hidup Samuel kepada Tuhan.

Apa yang dilakukan Hana ini menjadi contoh yang baik tentang kesetiaan kepada Tuhan. Umumnya bagi seorang ibu, hal terberat dalam hidupnya adalah harus berpisah dari anaknya, apalagi kalau anaknya masih kecil dan itu adalah anak satu-satunya. Tetapi hana menunjukkan bagaimana ia harus setia pada janjinya kepada Tuhan walaupun itu bertentangan dengan perasaannya sendiri. Ia mungkin tidak tahu apakah ia akan punya anak lagi atau hanya Samuel anaknya, tetapi yang ia tahu bahwa ia telah berjanji kepada Tuhan, jadi apapun yang Tuhan akan lakukan kepada dirinya juga kepada Samuel yang masih kecil, bukan urusannya, yang menjadi urusannya adalah bagaimana memenuhi janji kepada Tuhan itu.

Di kemudian hari ternyata kesetiaan Hana itu dilihat dan diindahkan oleh Tuhan sehingga ia melahirkan anak-anak yang lain lagi sebagai ganti Samuel yang telah diserahkan kepada Tuhan. Tuhan memberikan kepadanya 3 anak laki-laki dan 2 anak perempuan lagi (bd. 1Sam. 2:21).

Janji yang dilakukan oleh Hana kepada Tuhan itu adalah bernazar (ay. 11), yaitu janji yang dengan sadar dan sungguh-sungguh diucapkan kepada Tuhan (bd. Ul 23:23; Bil 30:2). Janji yang wajib dipenuhi (bd. Mazm 76:12; Ul 23:21) karena itu harus dipikirkan dengan baik apa yang menjadi konsekuensi sebelum mengucapkan janji / nazar kepada Tuhan. Jika tidak mampu atau tidak bisa memegang janji sebaiknya jangan berjanji (bd. Ams 20:25; Ul 23:22).

Hal penting yang dapat dipelajari dan diajarkan kepada anak-anak yaitu tentang bernazar atau berjanji kepada Tuhan. Mungkin dalam doa-doa dengan tanpa pikir panjang kita meminta sesuatu dan menjanjikan sesuatu kepada Tuhan sebagai balasnya. Hal ini dianggap biasa padahal sebenarnya jika kita sudah berjanji kepada Tuhan jangan sampai kita mengabaikan atau melupakannya. Karena itu menjadi penting bagi kita untuk menjaga ucapan kita terutama saat berdoa memohon pertolongan Tuhan. Jangan sampai karena sangat menginginkan sesuatu membuat kita juga anak-anak dengan mudah berjanji kepada Tuhan padahal tidak mampu memenuhinya.

Yang lebih baik ialah dalam setiap doa kita selain memohon apa yang kita harapkan kepada Tuhan juga harus selalu mengucap syukur kepada Tuhan atas semua yang dilakukanNya dalam hidup kita. Dan yang terbaik sebagai ucapan syukur kita kepada Tuhan adalah dengan mempersembahkan hidup kita untuk segala pekerjaan Tuhan yang bisa kita lakukan karena itu adalah ibadah yang sejati (Rm. 12:1).

Gambar Peraga

Aktivitas

Mewarnai


Ayat Hafalan:

Ulangan 23:23

Apa yang keluar dari bibirmu haruslah kaulakukan dengan setia, sebab dengan sukarela kaunazarkan kepada TUHAN, Allahmu, sesuatu yang kaukatakan dengan mulutmu sendiri.