Blog ini berisi Bahan Ajar / Cerita Sekolah Minggu dalam Bahasa Indonesia, silakan dipakai / dikutip secara bebas dan gratis karena Firman Tuhan bebas untuk diberitakan dan diketahui oleh semua orang

This blog contains materials for Sunday School Sermon. The sermon materials are written in Indonesian, but I hope the activities and images contained can be used by anyone with any language, please feel free to use it

Saturday, May 25, 2019

Jangan Kuatir, Tuhan Ada (Keluaran 14:15-31)

Bahan Ajar Sekolah Minggu, 26 Mei 2019

Tema: “Jangan Kuatir, Tuhan Ada” (Keluaran 14:15-31)
Tujuan:
- Anak-anak tahu bahwa dalam segala kedaan hidup kita Tuhan selalu ada
- Anak-anak mau menyerahkan segala kekuatirannya lewat doa dan pengharapan hanya kepada Tuhan

Pokok Renungan

Atas pertolongan dan pembelaan Tuhan terhadap bangsa Israel, mereka dilepaskan dari perbudakan oleh bangsa Mesir. Bangsa Mesir merasakan tekanan dari TUhan dan bangsa Israel melihat sendiri betapa besar kuasa Tuhan yang ditunjukkan melalui 10 tulah yang diturunkan atas bangsa Mesir, hal itu membuat mereka yakin untuk melangkah pergi meninggalkan tempat mereka diperbudak menuju suatu tempat yang mereka sendiri belum pernah tahu, kecuali dari cerita nenek moyang mereka. Bangsa Israel yang saat itu pergi keluar dari Mesir mempercayakan nasib mereka dalam pimpinan Musa yang kelihatan dan tentunya kepercayaan kepada Tuhan yang telah menunjukkan kekuatan dan kuasa yang besar di depan mata mereka.
Saat mereka baru keluar dari Mesir, Tuhan sendiri berinisiatif untuk menghindarkan mereka dari peperangan dengan mengambil jalan berputar (bd. Kel. 13:17-18), mungkin karena mereka sendiri belum siap berhadapan dengan pasukan terlatih dari bangsa-bangsa di sekitar tanah Kanaan. Jalur yang ditunjukkan Tuhan ini lebih jauh dari jalur yang biasa ditempuh. Ada yang menghitung jarak terdekat dari Mesir ke Kanan bisa ditempuh setidaknya dalam 11 hari perjalanan, jika saat ini kita mencoba menggunakan google map jalur yang mungkin dilalui yang ditunjukkan/disarankan, Sekitar 700 km yg secara normal dapat ditempuh dalam waktu sekitar 6 bulan dengan perhitungan perjalanan rombongan sejauh 4 km/hari. Melihat jalur yang digambarkan oleh alkitab (bisa dilihat pada peta perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir) nampaknya sengaja diputar dan dibuat agak jauh, walaupun jika ditempuh secara normal mungkin menghabiskan waktu antra 1 sampai 2 tahun, tetapi jalur yang Tuhan tunjukkan kepada bangsa Israel ini memang Tuhan maksudkan untuk mengajarkan dan membentuk iman serta kepribadian bangsa Israel yang selama ini sudah terbiasa menjadi hamba dari bangsa lain supaya mereka belajar untuk menghamba dan bergantung hanya kepada Tuhan saja. Perjalanan mereka ditempuh dalam waktu 40 tahun.
Walaupun secara ajaib Tuhan menuntun mereka dengan tiang api dan tiang awan, tantangan atau mungkin ujian perjalanan mereka mulai Tuhan berikan ketika mereka dituntun untuk berhadapan dengan laut sebagai penghalang. Mereka tidak punya perahu, tidak mungkin membuatnya dalam waktu singkat, sementara Firaun beserta bangsa Mesir mulai mengejar mereka (ay. 8). Tekanan berat itu membuat orang-orang Israel mulai mengeluh, bukan saja karena takut, tetapi mental mereka sudah merasa nyaman menjadi budak bangsa Mesir sehingga mereka menyesal telah keluar dari tanah Mesir (ay. 11-12).
Musa, yang oleh Tuhan diberi tugas menuntun bangsa Israel, tampil untuk menenangkan ataupun menegur ketakutan bangsa Israel dan atas perintah Tuhan, Musa mengulurkan tongkatnya dan membelah laut yang menghalangi mereka sehingga mereka dapat menyeberang dengan aman. Lebih dari itu, Tuhan kemudian memusnahkan musuh yang menekan mereka sehingga masalah mereka dengan Mesir benar-benar terselesaikan.
Mujizat yang sangat terkenal ini menjadi pelajaran pertama bangsa Israel dalam perjalanan mereka menuju tanah yang dijanjikan, selama 40 tahun ke depan, dalam perjalanan melalui padang gurun, banyak hal yang Tuhan tunjukkan kepada mereka untuk menguatkan iman percaya mereka kepada Tuhan. Dan selama 40 tahun itu juga akan lahir generasi baru bangsa Israel yang bersih dari pengalaman perbudakan, generasi ini yang nantinya akan masuk dan membangun bangsa Israel di tanah yang dijanjikan Tuhan, sementara sebagian besar generasi lama yang lahir dan dibesarkan dalam perbudakan mati di dalam perjalan selama 40 tahun itu .
Ada beberapa hal menarik dari mujizat besar yang dilakukan Tuhan ini yang dapat direnungkan dan diajarkan kepada anak-anak.
Yang pertama bahwa Tuhan itu selalu ada, walaupun bangsa Israel sendiri mungkin sering kali lupa bahwa penyertaan Tuhan ada di seputar diri mereka. Mereka berteriak ketakutan dan kuatir sehingga mereka lupa bahwa tiang awan dan tiang api yang ajaib itu selalu ada di dekat mereka untuk menuntun mereka. Kita perlu mengingatkan kepada anak-anak bahwa dalam keadaan apapun sebenarnya Tuhan itu selalu ada dan dekat dengan diri kita, jangan biarkan ketakutan membuat kita lupa bahwa Tuhan selalu menjaga kita.
Yang kedua bahwa Tuhan punya cara untuk menolong bangsa Israel keluar dari masalah mereka, dan dengan cara itu juga Tuhan mengajar dan menumbuhkan iman percaya bangsa Israel, demikian juga Tuhan punya cara untuk mengatasi setiap masalah yang kita hadapi yang terpenting adalah kita tetap berserah kepada Tuhan dan mau belajar dari setiap persoalan yang dihadapi agar semakin hari semakin kuat iman percaya kita kepada Tuhan.

Aktivitas:

Mewarnai
TTS

Ayat Hafalan:

1 Petrus 5:7
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

Saturday, May 11, 2019

Allah Bertindak Melalui Kita (Keluaran 2:23-3:12)

Bahan Ajar Sekolah Minggu 12 Mei 2019
Tema : “Allah bertindak melalui kita” (Keluaran 2:23-3:12)
Topik :
- Anak-anak tahu bahwa Tuhan bertindak untuk menyelamatkan umatNya dengan mengutus orang pilihannya
- Anak-anak belajar bahwa siapa saja bisa diutus Tuhan 

Pokok Renungan

Setelah Musa diambil dan dipelihara oleh putri raja Mesir sampai ia dewasa, ia melakukan kesalahan yang membuat ia harus melarikan diri keluar dari Mesir.
Musa sampai di tanah Midian dan menetap disana, ia juga menikah dengan Zipora, anak Yitro (Rehuel), imam di Midian. Hidupnya tenang sebagai seorang gembala, jauh dari Firaun, raja Mesir yang ingin membunuhnya.
Sampai suatu ketika, ketika sedang menggembalakan kambing domba mertuanya, ia bertemu dengan Tuhan. Tuhan memang sengaja mendatanginya karena Tuhan ingin mengutusnya membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.
Tuhan mendengar keluhan umat Israel yang berseru-seru kepadaNya, dan tentunya Musa juga sudah pernah melihat sendiri penderitaan yang dialami oleh bangsanya itu, dan Tuhan ingin ia kembali ke tempat dari mana ia melarikan diri. Pilihan Tuhan atas diri Musa untuk membebaskan umat Israel tentunya sesuatu yang istimewa tapi bukan berarti bahwa Musa sangat hebat atau lebih mampu dari orang Israel lainnya. Hal itu nampak dari percakapan Musa dengan Tuhan, dimana ia berusaha untuk menolak perintah Tuhan itu.
Walaupun Musa pernah hidup di istana Firaun tetapi bukan berarti ia adalah seorang yang punya kemampuan yang luar biasa untuk menghadapi orang Mesir, apalagi Firaun. Di lain pihak, bisa jadi umat Isarel juga tidak suka kepadanya karena selama ini ia menikmati hidup yang menyenangkan di istana raja sementara saudara-saudara sebangsanya menderita.
Hal ini mungkin menjadi masalah pertama yang mengganjal di hati Musa. Pergi ke Mesir sama saja dengan menyerahkan diri ke tangan musuh yang ingin membunuhnya. Selain itu jika membaca secara lengkap perbincangan Musa dengan Tuhan nampak bahwa musa punya banyak kekurangan yang secara manusiawi tidak memungkinkan ia untuk memimpin sebuah bangsa yang besar.
Tapi hal yang menguatkan Musa adalah Tuhan menjanjikan penyertaan kepadaNya dan ia mengenal Tuhan yang berjanji itu. Karena itu Musa bersedia untuk diutus dengan segala kekurangan yang ada pada dirinya.
Beberapa hal menarik dapat direnungkan dan diajarkan kepada anak-anak dari kisah pengutusan Musa ini.
Hal yang pertama yaitu sebagaimana Israel yang saat itu berseru meminta pertolongan Tuhan, saat ini juga banyak orang yang menderita yang berseru memohon pertolongan kepada Tuhan, dan Tuhan tentu mendengarnya. Karena itu sebagaimana Musa bersedia untuk diutus Tuhan menolong bangsa Israel, kita juga harus bersedia diutus Tuhan untuk menolong orang yang membutuhkan pertolongan. Tuhan bertindak melalui kita, orang-orang percaya.
Jika Musa menyadari kekurangannya namun mau diutus oleh Tuhan karena percaya akan janji penyertaaNya, demikian juga kita, sepatutnya kita sadar bahwa kita tidak sempurna dan tidak punya semua hal yang lebih, tetapi jika kita percaya bahwa Tuhan akan menyertai dan menolong kita untuk menolong orang lain, kita akan dimampukan dan dicukupkan untuk dapat menolong orang lain.
Banyak hal bisa kita lakukan untuk membantu atau meringankan kesulitan yang dialami oleh orang lain, kita tidak perlu melakukan hal besar, tetapi mulailah dengan hal-hal kecil dalam diri kita maupun di lingkungan sekitar kita yang kiranya membantu. Anak-anak bisa mulai dengan menyisihkan uang jajan untuk dapat disumbangkan atau lebih sederhana dengan memisahkan sampah dengan baik sehingga membantu pemulung yang biasa mencari sampah plastik di sekitar rumah kita, dengan hal kecil seperti itu anak-anak sudah belajar membantu orang lain, kelak anak-anak akan terbiasa melakukan hal-hal yang lebih besar untuk membantu orang lain.

Aktivitas:

Mewarnai
Cari Kata
Kunci Jawaban

Ayat Hafalan:

Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.