Blog ini berisi Bahan Ajar / Cerita Sekolah Minggu dalam Bahasa Indonesia, silakan dipakai / dikutip secara bebas dan gratis karena Firman Tuhan bebas untuk diberitakan dan diketahui oleh semua orang

This blog contains materials for Sunday School Sermon. The sermon materials are written in Indonesian, but I hope the activities and images contained can be used by anyone with any language, please feel free to use it
Showing posts with label Saul. Show all posts
Showing posts with label Saul. Show all posts

Saturday, May 13, 2017

Jangan berpaling dari Tuhan (1 Samuel 28:1-25)

Bahan Ajar PAR 14 Mei 2017
Tema : “Jangan berpaling dari Tuhan”  (1 Samuel 28:1-25)
Tujuan :
- Anak-anak tahu Tuhan selalu menyertai dalam setiap keadaan hidup kita
- Anak-anak mau setia kepada Tuhan dalam segala keadaan hidupnya


Pokok Renungan

Saul adalah raja yang hebat yang diberikan kemampuan oleh Tuhan untuk mengalahkan musuh-musuh bangsa Israel, dan pada dasarnya Saul sadar akan hal itu, bahwa setiap pertempuran yang dilakukannya dimenangkan karena ada penyertaan Tuhan. Namun seiring berjalan waktu, dalam kemegahannya sebagai raja dan kemenangan-kemenangan yang diperolehnya ia menjadi tidak setia dan sabar mengikuti petunjuk dari Tuhan. Dari kisah perjalanan Saul selama menjadi raja Israel menunjukkan bahwa ia adalah seorang dengan pribadi yang tidak teguh. Walaupun ia adalah orang yang percaya kepada Tuhan dan selalu meminta petunjuk dari Tuhan tetapi seringkali juga ia tidak sabar menunggu jawaban dari Tuhan dan mengambil tindakan sendiri. Hal itu yang membuat ia ditolak oleh Tuhan. Dan ia tahu bahwa Tuhan memang menolaknya seperti yang disampaikan oleh Samuel sebelum nabi itu mati (1 Sam 13:13-14) juga ia tahu bahwa Daud akan menggantikannya sebagai raja.
Keadaan yang sudah diketahuinya itu bukan membuat Saul sadar dan berbalik atau menyerahkan diri kepada keputusan Tuhan melainkan ia berusaha untuk mengambil jalannya sendiri.
Dari cerita yang lalu kita dapat melihat bagaimana ia sebenarnya sudah sadar bahkan takut ketika mendapati Daud yang ingin disingkirkannya selalu berhasil lolos bahkan tidak pernah membalas kejahatan yang dilakukannya walaupun memungkinkan. Harusnya ia bisa mengambil sikap mengalah dan menyerahkan kekuasaannya kepada Daud tetapi ia memilih untuk mempertahankan kekuasaannya.
Dalam bacaan hari ini diceritakan kisah dimana ia harus berhadapan lagi dengan musuh bangsa Israel. Dan sebagaimana yang ia percaya dan yakini, ia meminta petunjuk kepada Tuhan. Tapi tidak ada petunjuk yang didapatkannya, keadaan lebih buruk baginya karena Samuel, sang nabi yang selalu menyampaikan firman dari Tuhan sudah meninggal.
Menghadapi keadaan itu, Saul masih gigih berusaha mendapat petunjuk dari Tuhan. Sebenarnya hal itu nampak baik, tetapi disitulah kesalahan yang sering dilakukan Saul. Ia tidak sabar dan setia menunggu cara atau jalan Tuhan, bahkan ia nampak berusaha memaksa Tuhan untuk menjawab permintaannya. Sama seperti kejadian di Gilgal dimana Saul memaksa untuk mendapat petunjuk Tuhan (1 Sam. 13) disini juga Saul memaksa agar bisa bertemu dengan Samuel, yang sudah mati, agar Samuel memberikan kepadanya petunjuk dari Tuhan.
Kesalahan yang sama dilakukannya, bahkan kali ini dengan melakukan juga hal yang merupakan kekejian dimata Tuhan, yaitu dengan melakukan spiritisme yang dilarang oleh Tuhan (Ul 18:9-12; bd. Im 19:31; 20:6). Bagi Saul sendiri mungkin ini satu-satunya jalan yang dapat dipikirkannya untuk disaat ia sudah benar-benar terdesak. Tetapi bagaimanapun baik maksudnya untuk mendapat petunjuk Tuhan tentunya hal yang dilakukan itu salah. Dan itu bukanlah kesalahan yang pertama melainkan kesalahan yang kesekian kali yang dilakukannya karena ia tidak pernah mau merubah sikapnya sejak Samuel masih hidup dan Tuhan masih bersedia memberikan petunjuk baginya.

Dari kisah ini dapat kita renungkan dan ajarkan kepada anak-anak:

  • Seperti Saul yang selalu meminta petunjuk Tuhan. Dalam berbagai keadaan yang kita alami, adalah benar jika berserah kepada Tuhan dan mempercayakan tangan Tuhan yang bekerja, tapi tetaplah setia meskipun mungkin apa yang Tuhan tentukan tidak sesuai dengan harapan kita.
  • Jangan seperti Saul. Kita tidak punya hak memaksakan keinginan kita / menuntut Tuhan menjawab apa yang kita minta/tanyakan/ doakan tetapi tetaplah menantikan jawabanNya sambil tetap setia berjalan pada apa yang sudah diajarkan dalam firmanNya.
  • Sadar dan kembalilah kepada Tuhan ketika Ia menegur kita dari hal yang kecil dan jangan berpaling dari Tuhan, karena jika kita berpaling dari Tuhan untuk hal yang kecil, semakin lama akan sulit bagi kita untuk kembali kepadaNya, seperti Sail yang semakin lama semakin jauh dari Tuhan bahkan ditolak oleh Tuhan

Alat Peraga

Gambar Peraga

Aktivitas

Mewarnai

Pesan Rahasia (jawaban lihat ayat hafalan)

Ayat Hafalan

Imamat 19:31

Saturday, May 6, 2017

Jangan membalas jahat dengan jahat (1 Samuel 26:1-25)

Bahan Ajar PAR 07 Mei 2017
Tema : “Jangan membalas jahat dengan jahat”  (1 Samuel 26:1-25)
Tujuan :
- Anak-anak tahu bahwa Tuhan berkenan kepada orang-orang yang mengampuni sesamanya
- Anak-anak mau mengampuni orang yang bersalah kepadanya

Pokok Renungan

Daud merupakan salah satu tokoh besar dalam sejarah Israel. Kisah hidupnya tertulis secara mendetail dalam kedua kitab Samuel dan 1 Tawarikh, demikian juga apa yang dirasakannya yang kemudian ditulis dalam bentuk pujian dalam Mazmur. Dari kisah perjalanan kehidupan Daud yang tercatat dalam kitab-kitab ini, ada banyak hal tentang pergumulan hidup yang dapat dijadikan pelajaran bagaimana hubungan manusia dalam segala keterbatasannya yang selalu berusaha dekat dengan Tuhan. 
Salah satu kisah menarik tentang pergumulan yang menjadi bacaan kita hari ini adalah tentang bagaimana sikap Daud menghadapi tekanan dari orang yang dikashi dan dihormatinya, Saul.
Dari cerita minggu lalu (1 Samuel 18), diceritakan tentang bagaimana bibit permusuhan Saul kepada Daud mulai timbul karena perasaan iri hati, semakin hari kebencian Saul itu semakin besar sehingga kemudian tidak aman lagi bagi Daud untuk tetap berada dekat dengan Saul. Dan dapat dibaca dalam 1 Samuel 19, atas bantuan dari anak-anak Saul sendiri, Yonatan sahabatnya dan Mikhal istrinya, Daud melarikan diri agar selamat dari upaya pembunuhan yang dilakukan oleh Saul. Disini dapat dibayangkan bagaimana perasaan Daud, ia merasa tertekan bukan oleh musuh yang harus dilawan olehnya tetapi oleh orang yang harusnya saling mengasihi dan saling melindungi dengannya. Ia juga tidak bisa melawan, terlebih karena ia mengasihi dan menghormati Saul sebagai orang yang diurapi oleh Tuhan. Apa yang Daud alami dan rasakan dalam pelariannya jelas juga diungkapkan dalam nyanyian ratapan dan permohonan Daud dalam Mazmur.
Daud sendiri tidak pernah melawan, melainkan ia hanya terus berlari menghindar dari kejaran Saul dan pasukannya. Namun tanpa melawanpun Daud diberi kesempatan untuk dapat mengalahkan Saul. Kejadian pertama di padang gurun En-Gedi (1 Samuel 24) Daud memiliki kesempatan untuk membunuh Saul dan mengakhiri pelariannya, namun Daud tidak melakukannya karena ia menghormati Saul, orang yang membencinya.
Dan kesempatan baginya untuk membunuh Saul terjadi lagi di bukit Hakhila, disini pun Daud seharusnya sangat mudah untuk membunuh Saul. Tetapi ia tidak melakukannya, melainkan ia berusaha lagi untuk meyakinkan Saul bahwa ia mengasihi dan menghormati Saul dengan harapan Saul mau bertobat.

Dari sikap yang ditunjukkan Daud terhadap Saul ini ada beberapa hal menarik yang dapat dipelajari dan diajarkan kepada anak-anak:

  • Mengasihi setiap orang, bahkan yang memusuhi kita. Daud begitu mengasihi dan menghormati Saul sebagai orang yang diurapi Tuhan. Yang dilain pihak sebenarnya sangat memusuhi Daud dan menginginkan kematiannya. Bagi kita orang percaya sikap ini mungkin berlebihan tetapi Tuhan Yesus sendiri, menegaskan lebih dari itu saat mengajarkan kepada kita untuk mengasihi musuh bahkan kharus berdoa bagi orang yang membenci kita. (Luk 6:27-36)
  • Jangan membalas jahat dengan jahat. Daud punya kesempatan untuk membalas kejahatan yang Saul lakukan kepadanya namun ia menolak untuk melakukannya sebaliknya ia berusaha untuk menyadarkan Saul. Tuhan Yesus juga menegaskan tentang hal itu yaitu kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan (Mat 5:38-42 bnd. Rom 12:14-21.; 1Tes 5:15; 1Pet 3:9)
  • Tuhan yang berhak menghukum orang atas kejahatannya kepada kita. Daud secara sadar tahu bahwa pembalasan atas kejahatan itu adalah hak Tuhan, bukan haknya sebagai manusia (ayat 10 bnd. Roma 12:14-21; Ibrani 10:30)

Ayat Hafalan

1 Petrus 3:9

Alat Peraga

Gambar Peraga

Aktivitas

Mewarnai

Menulis Cerita (berkelompok)

Teka-teki SIlang

Saturday, April 29, 2017

Aman Dalam Lindungan Tuhan (1 Samuel 18:1-30)

Bahan Ajar PAR 30 April 2017
Tema : “Aman Dalam Lindungan Tuhan”  (1 Samuel 18:1-30)
Tujuan :
- Anak-anak tahu bahwa Tuhan melindungi orang yang berserah kepadaNya
- Anak-anak mau berdoa menyerahkan segala keberadaannya kedalam perlindungan Tuhan

Pokok Renungan

Dua perikop dalam bacaan ini menceritakan hubungan antara manusia yang kontras. Yang satu (Yonatan dan Daud) hubungan yang sangat baik sementara yang lain (Saul dan Daud) ada kebencian yang sangat besar. Awalnya Saul suka kepada Daud tetapi kemudian Saul tidak suka dan menjadi iri terhadap Daud (ay 6-9). Salah satu penyebabnya karena rakyat memuji Daud lebih dari Saul (ay 7), dan ini menyebabkan ada perasaan tidak menyenangkan bagi Saul karena ada orang lain yang lebih dari dirinya sebagai raja.
Saul kemudian mulai curiga bahwa Daud akan menjadi raja menggantikan dia (ayat 8b). Penolakan Tuhan terhadap Saul sebagai raja, seperti yang dikatakan Samuel (1Sam 15:28) sudah lewat beberapa waktu, tetapi Saul pasti mengingatnya. Mungkin juga ia selalu memperhatikan siapa kiranya orang yang akan dipilih Tuhan untuk menggantikan dia. Setelah ia melihat Daud berhasil mengalahkan Goliat, dan selalu menang perang, maka ia mulai curiga bahwa Daudlah orang itu.
Harusnya semua yang dilihatnya itu membuat Saul sadar dan berbalik kepada Tuhan, tetapi yang terjadi sebaliknya ia malah semakin terjerumus menjauh dari Tuhan. Ia berusaha menyingkirkan Daud. Dengan cara kasar maupun cara halus, ia berupaya agar Daud mati, namun Tuhan selalu melindungi Daud. Sementara Daud sendiri adalah orang yang setia kepada Tuhan dalam segala keadaan. Bahkan dalam posisi yang Daud sendiri tahu bahwa ia mungkin bisa mati tapi ia tetap menjalani karena ia berserah hanya kepada Tuhan.
Saat Saul mengangkat Daud menjadi kepala pasukan 1000 dan menempatkan di garis depan (ayat 13), tentu saja dengan tujuan supaya Daud mati dalam pertempuran (suatu saat Daud juga melakukan hal itu bdk. 2Sam 11:14-17), Daud patuh pada tugas yang diperintahkan kepadanya, sementara Saul berpikir bahwa Daud akan mati, tetapi yang terjadi justru Daud berhasil dalam perangnya, tentunya karena adanya penyertaan Tuhan (ayat 14).
Gagal dengan cara yang satu, cara yang lain dipakai lagi oleh Saul. Rencana pembunuhan kali ini cukup licik, karena dengan alasan kebaikan, dimana ia mau menjadikan Daud sebagai menantunya (ayat 22b) dan dengan mengobarkan semangat Daud untuk membunuh para musuh Tuhan (ayat 17b). Kejahatan yang dirancang Saul dibungkus dalam cara-cara yang baik. Tetapi Tuhan melindungi Daud sehingga dengan cara apapun rencana Saul tidak tercapai.
Mendapati setiap rencana yang gagal, sebenarnya Saul semakin tahu bahwa Tuhan berada di pihak Daud dan itu membuatnya takut (ayat 12, 15, 29) seharusnya ia punya kesempatan untuk kembali mengasihi Daud dan berbalik kepada Tuhan tetapi sebaliknya ia semakin membenci Daud dan memilih menjadi musuh Daud seumur hidup (ayat 29) 

Beberapa hal menarik yang dapat dipelajari dan diajarkan kepada anak-anak:
Sikap Yonatan yang sangat mengasihi Daud, walaupun tentunya Yonatan juga sadar bahwa Daud semakin populer dan nampaknya kalau Saul mati Yonatan tidak akan menjadi raja menggantikannya. Sebaliknya Saul yang sangat iri hati, sikap ini membuat ia merasa jengkel dan marah, walaupun ia sebenarnya sadar bahwa Daud pantas mendapat pujian atas apa yang dilakukannya.
Sikap iri hati seperti Saul ini yang sering membuat kita gampang merasa tidak suka kepada keberhasilan maupun kebaikan orang lain. Kalau kita mudah merasa iri hati, bawalah hal itu ke hadapan Tuhan, dan mohon pertolonganNya, kalau menjauh dari Tuhan justru sebaliknya kita akan semakin membenci orang.
Sikap munafik yang ditunjukkan Saul untuk menjebak Daud dalam perang dengan orang Filistin. Hal ini juga seringkali kita lakukan, bersikap munafik untuk mencapai tujuan yang menguntungkan diri kita sendiri.
Pelajaran terpenting adalah keteguhan hati Daud dan ketulusan yang ditunjukkannya membuat Tuhan tetap berada di pihaknya sekalipun kekutan besar berusaha menyingkirkannya. Hanya dengan berserah kepada Tuhan dan menjalankan setiap tanggungjawabnya dengan baik, Daud berhasil menghadapi semua bahaya. Demikian juga anak-anak perlu diajarkan untuk tetap berserah pada Tuhan dalam setiap keberadaan hidupnya dan tetap melakukan hal baik dan bertanggungjawab. Dengan demikian apapun yang menghalangi kita akan berurusan dengan Tuhan yang melindungi kita.


Ayat Hafalan

Mazmur 33 : 18


Aktivitas

Puzzle

Cari Perbedaan

Teka-teki Silang