Blog ini berisi Bahan Ajar / Cerita Sekolah Minggu dalam Bahasa Indonesia, silakan dipakai / dikutip secara bebas dan gratis karena Firman Tuhan bebas untuk diberitakan dan diketahui oleh semua orang

This blog contains materials for Sunday School Sermon. The sermon materials are written in Indonesian, but I hope the activities and images contained can be used by anyone with any language, please feel free to use it

Saturday, October 15, 2016

Bertekun dalam Doa (Lukas 18:1-8)

Bahan Ajar PAR 16 Oktober 2016
Tema : “Bertekun dalam Doa” (Lukas 18:1-8)
Tujuan :
  • Anak-anak tahu bahwa Tuhan Yesus menginginkan setiap orang untuk bertekun dalam doa
  • Anak-anak mau berdoa dan selalu melakukan kehendak Tuhan dalam kehidupannya setiap hari 

Pokok Renungan

Maksud dan tujuan perumpamaan dalam bacaan hari ini sudah dipaparkan di ayat 1, kita diajarkan untuk selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Ini menggambarkan bahwa umat Allah adalah umat harus selalu berdoa dan berkomunikasi dengan Allah. 
Dua tokoh sentral dalam perumpamaan ini adalah seorang hakim yang lalim dan seorang janda.
Hakim ini punya tabiat yang tidak terpuji. Ia tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapapun. Hal ini cukup menggambarkan bahwa ia adalah seorang yang tidak berperikemanusiaan / kejam / lalim.
Sementara janda ini nampaknya adalah seorang yang tidak punya apa-apa, ia tidak mampu membayar seorang pembela untuk membela haknya, dan walaupun ia tahu hakim itu adalah seorang yang lalim namun ia hanya bisa berharap kepada hakim itu. Selain itu, hal ini menggambarkan bahwa janda itu benar, karenanya ia berusaha mencari keadilan walaupun resikonya ia sendiri bisa dihukum karena mengganggu si hakim.
Permintaan si janda yang tidak jemu-jemu menyusahkan sang hakim (ayat 5), karena itu sang hakim yang terkenal lalim ini akhirnya membenarkan janda yang gigih ini. Dari perumpamaan ini Tuhan Yesus menunjukkan betapa besarnya kuasa yang bisa ditimbulkan dari kegigihan dan ketekunan pada diri manusia. Tanpa hal lain, hakim yang lalim itu bertindak bukan karena keadilan atau rasa kasihan, namun murni karena kegigihan janda itu.
Perumpamaan ini tidak menggambarkan Allah sebagai hakim yang lalim namun memberi perbandingan bahwa seorang yang kejam dan tidak mengenal kasih pun bisa luluh karena kegigihan, apalagi Allah yang penuh kasih.
Perumpamaan ini dipakai oleh Tuhan Yesus untuk mendorong umat Allah supaya berdoa dengan iman dan kegigihan, dan bertekun di dalamnya. Tuhan Yesus menjamin bahwa Allah akan bermurah hati kepada umat-Nya (ayat 7).
Walaupun ada jaminan itu, Tuhan Yesus juga mengingatkan bahwa yang dibenarkan adalah mereka yang beriman kepada-Nya, yaitu mereka yang melakukan kehendak-Nya (ayat 8; bnd. Mat. 7:21-23).
Sebagaimana janda dalam perumpamaan ini hanya bisa memohon kepada hakim yang lalim itu, memberikan gambaran tentang ketidakberdayaan janda itu, walaupun ia dalam posisi yang benar namun ia percayakan nasibnya kepada keputusan hakim itu, ia hanya bisa memohon kepada hakim itu, penyerahan diri sepenuhnya juga harusnya ditunjukkan oleh setiap umat Allah yang berseru dan memohon kepada Allah. Apapun yang menjadi jawaban Allah atas doa kita, yang akan terjadi dalam hidup kita, biarlah itu menjadi kehendak Allah.
Dari perumpamaan ini, ada beberapa hal yang bisa ditanamkan dalam diri anak-anak, diantaranya:

  • Anak-anak harus belajar berdoa dan mau berdoa, karena beroda adalah hal yang penting, Tuhan Yesus sendiri mengajarkan pengikut-Nya untuk selalu berdoa.
  • Ada jaminan bahwa Tuhan akan mendengar setiap doa yang disampaikan oleh anak-anakNya.
  • Berdoa yang benar adalah yang berserah kepada keputusan Tuhan, biarkan Tuhan bekerja dan berkarya dalam hidup anak-anak.
  • Tuhan mendengarkan doa orang-orang yang beriman dan melakukan kehendakNya, karena anak-anak juga harus selalu melakukan kehendak Tuhan dalam kehidupannya.



Alat Peraga

Gambar Peraga


Aktifitas

Mewarnai

Maze
Hiasan dinding doa ‘Bapa Kami’ 


Ayat Hafalan

Matius 7 : 11b
“Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

No comments:

Post a Comment