Bahan Ajar, Peraga dan Aktivitas dari cerita Alkitab tentang 'Yusuf dan saudara-saudaranya' (Kejadian 37:1-11) dan 'Yusuf dijual ke tanah Mesir' (Kejadian 37:12-36)
Pokok Renungan
Bacaan Alkitab hari ini berdasarkan Alkitab TB LAI terbagi atas 2 perikop namun merupakan sebuah cerita utuh, yaitu bagaimana kehidupan anak-anak Israel (Yakub) terutama tentang Yusuf.
Yusuf adalah putra kesayangan Yakub, karena ia anak dari istri yang sangat dikasihi Yakub dan lahir di masa tuanya. Perhatian Yakub yang besar ini membuat saudara-saudaranya cemburu pada Yusuf, mereka bahkan membenci Yusuf karena ia mengadukan kejahatan mereka (ay. 2) dan karena ia menceritakan mimpinya yang dianggap merendahkan mereka (ay. 5-11).
Kebencian mereka berkembang menjadi rencana untuk membunuh Yusuf ketika ada kesempatan saat ia jauh dari rumah (ay. 18). Saat itu Yusuf pergi sejauh kurang lebih 100 km dari kediaman mereka di lembah Hebron, untuk melihat saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan kambing domba di Dotan (lihat referensi). Namun, Reuben, salah satu saudara mereka, berusaha menyelamatkannya dengan menyarankan untuk membuangnya ke dalam sumur. Pada akhirnya, Yusuf dijual kepada para pedagang Midian yang membawa Yusuf ke Mesir untuk dijadikan budak. (ay. 19-28)
Untuk menutupi perbuatan mereka, saudara-saudaranya menyembelih seekor kambing domba dan mencelupkan jubah Yusuf ke dalam darahnya, kemudian membohongi Yakub bahwa Yusuf telah dibunuh binatang buas. (ay. 29-35)
Dari cerita ini ada beberapa hal yang menarik yang bisa direnungkan dan diajarkan kepada anak-anak.
Yang pertama tentang integritas Yusuf. Dalam kehidupannya yang cukup baik di dalam rumahnya, ia diperlakukan buruk oleh saudara-saudaranya. Ia bukan anak yang malas ataupun manja, ia punya tanggung jawab pekerjaan seperti saudara-saudaranya, yang membedakannya dari mereka adalah ia jujur sehingga ia melaporkan kejahatan yang dilakukan oleh saudara-saudaranya itu. Ia teguh pada prinsip untuk tetap menyatakan kebenaran walaupun karena hal itu ia dibenci atau dimusuhi. Ia juga jujur menceritakan mimpinya yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri. Kejujurannya itu juga sejalan dengan sikapnya yang lain, yaitu taat, sabar dan setia serta memaafkan, semuanya akan teruji dan terlihat dalam perjalanan hidupnya. Ini menunjukkan sebuah integritas diri.
Hal yang kedua, dari kisah ini adalah sikap iri hati yang kemudian menimbulkan kebencian bahkan dendam yang berujung pada rencana pembunuhan yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf. Jika pikiran negatif dipelihara dalam diri, pikiran itu akan semakin berkembang menjadi lebih besar bahkan menjadi sebuah tindakan negatif juga. Jika saudara-saudaranya tidak iri hati kepada Yusuf dan mau mengoreksi kesalahan mereka yang dilaporkan oleh Yusuf, mereka tidak akan membenci Yusuf, karena bagaimanapun Yusuf adalah saudara mereka sendiri yang mengasihi mereka. Tetapi ketika kebencian itu ada dan dipupuk, maka mereka melakukan kejahatan dengan rencana membunuhnya namun karena tidak jadi, mereka menjual saudara mereka dan untuk menutupi kejahatan itu mereka membohongi Yakub.
Hal penting yang juga perlu direnungkan dari kisah ini adalah bagaimana Tuhan berkerja dalam segala keadaan dan peristiwa untuk kebaikan orang percaya, bahkan bukan untuk kebaikan sesaat tapi untuk kebaikan di masa yang akan datang.
Alat Peraga dan Aktivitas
Gambar Peraga