Tema : “Jangan Takut, Tuhan Pasti Menolong” (Matius 14:22-33)
Tujuan :
- Anak-anak belajar untuk menyerahkan kekuatirannya kepada Tuhan
- Anak-anak mau berjalan dalam kehendak Tuhan tanpa keraguan
Pokok Renungan
Dalam bacaan ini menceritakan kisah lain tentang mujizat yang diadakan Tuhan Yesus bagi para murid dengan datang kepada mereka berjalan di atas air. Sebelumnya diceritakan Tuhan Yesus memberi makan sangat begitu banyak orang yang lapar dengan 5 roti dan 2 ikan, kedua mujizat ini dapat menggambarkan bagaimana Tuhan Yesus bertindak bertindak sebagai Tuhan alam semesta dengan memperbaiki dan mengendalikan kekuatan alam itu untuk menolong orang-orang yang berada dalam bahaya atau kesukaran.Setelah membuat mujizat bagi banyak orang, Tuhan Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk mendahului Dia, pergi ke seberang danau, juga membubarkan banyak orang yang sudah menerima berkat-Nya itu. Walaupun mungkin murid-murid enggan namun karena mereka taat pada perintah-Nya sehingga pergi juga tanpa Tuhan Yesus.
Setelah semuanya pergi, saat sendirian, Tuhan Yesus kemudian mengambil waktu untuk berdoa kepada Bapa di surga. Dalam rupa seorang hamba, Tuhan Yesus menunjukkan betapa penting waktu sendiri bersama Bapa, adalah penting bagi kuta untuk selalu punya waktu sendiri juga, dalam berbagai kesibukan, untuk berdoa dan bersekutu dengan Tuhan.
Pada saat yang sama, murid-murid sudah berlayar agak jauh dari pantai dan mulai terombang ambing oleh gelombang. Mungkin mereka bisa berpikir, jika saja tidak mengikuti perintah Tuhan Yesus dan tidak berlayar melainkan duduk saja menunggui Tuhan Yesus tentunya mereka tidak harus berhadapan dengan gelombang, namun karena mengikuti perintah Tuhan Yesus mereka justru terhadang oleh bahaya, ditambah lagi, mereka tidak bersama dengan Tuhan Yesus. Suatu keadaan yang sangat tidak menyenangkan, mengikuti perintah Tuhan tetapi berhadapan dengan cobaan.
Seringkali kita juga mengeluhkan ketika kita berhadapan dengan cobaan dalam pelayanan juga pekerjaan kita yang lain, ketika kita ingin berjalan sesuai kehendak Tuhan malah kita dihadapkan kepada berbagai tantangan.
Pada saat itu, Tuhan Yesus datang, tetapi para murid malah semakin bingung/takut, mereka berpikir bahwa mereka bertemu dengan hantu. Dalam keadaan dihadang bahaya, seringkali begitu banyak tenaga dan pikiran dicurahkan pada tantangan/bahaya itu sendiri bahkan lupa bahwa ada Tuhan yang penuh kuasa yang sanggup menolong.
Tuhan Yesus berseru kepada murid-murid agar jangan takut. Tuhan Yesus tidak segera meredakan gelombangnya melainkan menyatakan diri kepada murid-murid dan menghibur mereka agar jangan takut, karena memang walaupun gelombang / tantangan berbahaya tetapi sebenarnya ketakutan dalam diri manusia lebih berbahaya. Tuhan Yesus menenagkan hati murid-murid sehingga mereka bisa dengan jelas melihat Tuhan yang datang menghampiri mereka.
Pada ayat 28-31 diceritakan tentang bagaimana Petrus menanggapi dan bersikap ketika tahu yang dilihat adalah Tuhan Yesus.
Keberanian dan semangat besar yang ditunjukkan Petrus, seringkali justru membuat Petrus sendiri menerima konsekuensi yang tidak menyenangkan. Dalam bagian cerita Alkitab lainnya digambarkan bagaimana Petrus yang menggebu-gebu pada awalnya namun ternyata tidak mampu memenuhi janji/niatnya sendiri, yang diakibatkan oleh ketakutannya sendiri.
Namun disisi lain, semangat Petrus ini menunjukkan niat dan kepercayaan yang besar kepada Tuhan Yesus sehingga mengalahkan ketakutannya bahkan Petrus berani meninggalkan tempat yang aman didalam perahu dan meloncat keluar menuju gelombang.
Walaupun cukup berani, akhirnya Petrus menampakkan juga kelemahan dirinya, ketika ia mulai ragu karena merasakan tiupan angin. Walaupun Tuhan Yesus berada didepannya, namun Petrus masih merasa terganggu dengan tiupan angin, fokusnya terbagi, bukan hanya kepada Tuhan Yesus yang memberi harapan tetapi juga kepada tiupan angin yang mengancam. Dalam keraguan yang membuat ia tenggelam, Petrus berseru kepada Tuhan Yesus, "Tuhan, tolonglah aku!", sebuah seruan singkat yang didengar oleh Tuhan, menunjukkan penyerahan sepenuhnya kepada Tuhan dalam ketakutan akan kebinasaan, dan Tuhan mengulurkan tanan-Nya untuk menolong.
Tantangan utama kepercayaan kita adalah ketakutan/keraguan akan kuasa Tuhan. Hal itu juga dirasakan oleh anak-anak. Untuk itu perlu untuk diajarkan selalu kepada anak-anak, kepercayaan bahwa Tuhan pasti menolong. Bahwa apapun yang sejalan dengan kehendak Tuhan pasti akan berada dalam perlindungan Tuhan walaupun ada tantangan menghadang.
Cerita untuk Anak
Hari ini kita mendengarkan cerita lagi tentang perahu yang sedang berlayar di danau. Apakah adik-adik masih ingat cerita yang lalu tentang perahu yang sedang berlayar? (biarkan anak-anak menjawab)Nah, kalau beberapa waktu yang lalu adik-adik pernah mendengar cerita Tuhan Yesus yang tertidur dalam perahu saat angin ribut di tengah danau, hari ini kita akan mendengar cerita tentang murid-murid yang sedang berlayar sendirian di danau, Tuhan Yesus tidak ikut bersama dengan mereka.
Suatu waktu, setelah mengajar dan memberi makan banyak orang, dan hari sudah mulai malam, Tuhan Yesus menyuruh murid-murid pergi ke seberang danau dengan perahu, Tuhan Yesus tidak ikut, karena mau berdoa dulu.
Ketika perahu yang dipakai murid-murid mulai menjauh dari pantai, ada angin bertiup dan gelombang muali terasa membuat perahu mereka terombang-ambing. Murid-murid mulai takut, jangan sampai perahu yang mereka tumpangi tenggelam karena dihantam gelombang.
Saat mereka masih takut karena gelombang itu, tiba-tiba dari kegelapan malam itu, sepertinya ada sesuatu yang melayang-layang di atas air. Dan semakin lama semakin dekat.
Ada yang berteriak sambil menunjuk, “Itu hantu” dan ketika yang lain juga melihat, mereka juga berteriak ketakutan.
Tapi, tiba-tiba ada suara terdengar, rupanya suara itu dari orang yang mereka kira hantu itu berkata, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
Oh, rupanya itu Tuhan Yesus, bukan hantu, mereka mengenal suara-Nya. Dan mereka melihat ternyata Tuhan Yesus sedang berjalan di atas air.
Mendengar itu Petrus langsung berdiri dan meminta supaya boleh berjalan di atas air menuju Tuhan Yesus. Tuhan Yesus berkata, "Datanglah!", sehingga Petrus cepat-cepat loncat dari perahu dan berjalan menuju Tuhan Yesus.
Namun saat sedang berjalan menuju Tuhan Yesus, Petrus merasakan ada angin bertiup dan ia mulai takut, jangan sampai saya akan tenggelam. Karena takut, ternyata ia perlahan-lahan mulai tenggelam sehingga Petrus berteriak kepada Tuhan Yesus, "Tuhan, tolonglah saya!". Melihat itu, Tuhan Yesus segera mengulurkan tangan-Nya untuk mengangkat Petrus, kemudian bersama dengan Petrus Tuhan Yesus naik ke atas perahu untuk melanjutkan perjalanan. Saat mereka sudah di atas perahu itu, angin dan gelombang juga menjadi reda dan tenang sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan dengan aman.
Adik-adik tahu mengapa Petrus yang sudah bisa berjalan di atas air, tiba-tiba tenggelam (biarkan anak-anak menjawab).
Sebenarnya tidak apa-apa kalau angin bertiup, karena sebelum Tuhan Yesus datang juga angin sudah bertiup, tetapi karena Petrus takut dan kurang percaya. Padahal Tuhan Yesus ada di depannya seharusnya Petrus percaya bahwa jika Tuhan yang menyuruhnya pasti dia bisa, namun karena kurang percaya itu, ia mulai tenggelam.
Demikian juga adik-adik harusnya percaya bahwa apa yang Tuhan Yesus perintahkan itu pasti bisa adik-adik lakukan. Tuhan Yesus tahu adik-adik bisa melakukannya dan Tuhan Yesus juga akan menolong jika adik-adik merasa sulit untuk melakukannya.
Jika Tuhan Yesus menyuruh adik-adik untuk rajin berdoa, pasti adik-adik bisa melakukannya, juga kalau Tuhan Yesus menyuruh adik-adik berbuat baik kepada saudara dan teman pasti adik-adik bisa melakukannya.
No comments:
Post a Comment